Artikel

Asyik, Sebentar Lagi Bisa Naik LRT

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Light Rail Transit (LRT) Jabodebek ditargetkan akan beroperasi pada Juni 2022. Hingga saat ini, pembangunannya sudah mencapai 73% secara keseluruhan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Luky Alfirman mengatakan progres pembangunan LRT telah mencapai 73% secara keseluruhan dan bisa beroperasi pertengahan tahun depan.

“Hasilnya, progres LRT Jabodebek saat ini telah mencapai 73% overall dan ditargetkan beroperasi pada Juni 2022,” kata Luky seperti dikutip dari laman Kemenkeu, Selasa(27/4).

Sejalan dengan target tersebut, LRT Jabodebek sejak Oktober 2020 sudah mulai melakukan uji perjalanan manual (Grade of Automation level 0/GoA0) untuk Lintas Pelayanan (LP) 1 Cibubur-Cawang yang berlokasi di sisi tol Jagorawi.

“Uji coba ini akan terus ditingkatkan secara bertahap hingga operasi tanpa masinis (Grade of Automation level 3/GoA3),” Jelas Dirjen DJPPR.

Menurutnya, teknologi yang dipakai LRT Jabodebek ini membuat jarak kedatangan kereta di LP 3 atau Cawang-Dukuh Atas menjadi jalur kereta paling cepat, yaitu tiap 3 menit sekali pada jam sibuk dan LP 1 dan 2, tiap 6 menit.

LRT ini juga memungkinkan untuk mengangkut 180 ribu penumpang setiap hari pada tahun pertama beroperasi.

Nantinya setelah beroperasi, LRT juga akan dilengkapi sarana transportasi massal berbasis rel di area Jakarta, sebagaimana yang telah diterapkan pada kota-kota metropolitan lain di seluruh dunia.

Untuk diketahui, tahun 2015 pemerintah meluncurkan berbagai moda transportasi berbasis rel untuk mengurangi kemacetan di kota-kota besar. Di antaranya adalah pembangunan LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dikembangkan dengan skema business to business.

“Khusus proyek LRT Jabodebek, pemerintah melalui Kemenkeu tidak hanya memberikan dukungan fiskal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), tapi juga lewat jaminan pemerintah atas pinjaman sindikasi sebesar Rp18,1 triliun, pinjaman Transaksi khusus Rp1,15 triliun serta tambahan pendanaan pembangunan depo sebesar Rp4,2 triliun,” jelasnya. (CHE)