Artikel

Awas, Jangan Terpancing Provokasi Teror Bom Makassar

 
 | Arusbaik

Teror ledakan bom di Katedral Makassar, Minggu (28/3), diduga tidak akan berhenti sampai di sana. Teror itu dikhawatirkan akan berlanjut ke kanal-kanal komunikasi publik, terutama melalui media sosial, di antaranya melalui video viral detik-detik bom meledak dan video mengerikan yang memperlihatkan suasana pasca ledakan tersebut.

Lebih dari teror, dikhawatirkan masyarakat akan terprovokasi oleh narasi agama yang coba dibangun oleh jaringan teroris. Kekhawatiran ini disampaikan oleh Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah yang mengatakan bahwa tragedi bom bunuh diri itu bisa dibaca sebagai upaya untuk mengadu domba antar umat beragama.

“Kepada masyarakat luas hendaknya tenang dan tidak mengembangkan berbagai prasangka atau asumsi yang dapat mengaburkan kasus bom yang tidak berperikemanusiaan dan tidak beradab tersebut. Boleh jadi tindakan bom tersebut merupakan bentuk adu domba, memancing di air keruh, dan wujud dari perbuatan teror yang tidak berkaitan dengan aspek keagamaan,” tulis Haedar pada akun Twitter-nya.

Seperti diketahui, respons masyarakat marak berkembang, baik secara offline maupun komentar-komentar online di berbagai platform media sosial. Begitu juga kabar serta hoaks dari satu grup WhatsApp ke grup lainnya. Cuitan seorang pengamat sosial baru-baru ini juga sempat mengundang polemik setelah menulis kata-kata yang dianggap bisa menimbulkan kesalahpahaman dan mengundang rasa permusuhan umat beragama.

“Perkuat saling pengertian dan kebersamaan antar semua golongan di negeri ini, serta jauhi benih saling curiga dan prasangka satu sama lain demi keutuhan dan persatuan Indonesia yang kita dambakan bersama,” kata Haedar yang memimpin organisasi dengan jumlah anggota sekitar 40 juta umat Islam di Indonesia itu.