Artikel

Bendungan Tukul, Proyek Strategis Baru di Jawa Timur

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Pertengahan Februari lalu, masyarakat Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mendapatkan "hadiah kenang-kenangan" berupa aset dari Presiden Joko Widodo. Aset yang manfaatnya sangat besar dan tidak dapat dinilai dengan uang itu, tak lain adalah Bendungan Tukul.

Presiden Jokowi berharap bendungan yang mulai dibangun sejak tahun 2015 hingga 2020 dengan biaya Rp916 miliar itu, bisa memperkuat ketahanan pangan dan air, menjadi sentra pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta memberikan manfaat dan keuntungan besar bagi daerah dan masyarakat setempat.

"Bendungan ini bisa memberikan manfaat besar, yaitu mengairi 600 hektare sawah sehingga meningkatkan indeks pertanaman. Dari biasanya satu kali tanam padi dan satu kali tanam palawija, menjadi dua kali tanam,” kata Presiden dalam acara peresmian bendungan, di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Minggu (14/2).

Hal yang sama juga disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang turut menghadiri acara peresmian bendungan. Menurut mantan menteri sosial itu, dengan adanya Bendungan Tukul yang mampu menampung 8,7 juta meter kubik air, nantinya ada 600 hektare saluran irigasi yang bisa terairi setiap saat, khususnya di wilayah Kecamatan Arjosari dan Kecamatan Pacitan.

Manfaat lainnya, kata Khofifah, Bendungan Tukul juga mampu menyuplai air baku sebesar 300 liter per detik sehingga bisa menjadi salah satu potensi energi, bisa mereduksi banjir sebesar 42,21 meter kubik per detik, dan menjadi sumber pembangkit listrik tenaga mikrohidro berkapasitas 2x132 kilowatt.

Selain itu, Khofifah menambahkan, bendungan tersebut juga bisa menjadi tempat wisata dan lahan konservasi bagi sumber daya air, sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat.

Khofifah juga yakin bahwa keberadaan Bendungan Tukul akan mendukung upaya Jatim untuk terus menjadi provinsi yang konsisten berkontribusi tinggi di bidang pertanian secara nasional.

Sebab, berdasarkan catatan di Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Jatim, mengacu data BPS pada 2020, produksi padi di Jatim tertinggi di Indonesia. Jatim memberikan kontribusi sebesar 18,17 persen secara nasional. Sementara produksi gabah kering giling Jatim sebesar 10,02 juta ton atau setara dengan 5,65 juta ton beras.

"Juga, berdasarkan angka sementara BPS, produksi jagung di Jawa Timur adalah yang tertinggi, yakni 6,6 juta ton. Produksi jagung di Jawa Timur ini kontribusinya 21,8 persen dari kontribusi nasional," papar Khofifah.

Melihat semua manfaat tadi, tak salah bila Khofifah menyebut Bendungan Tukul menjadi salah satu dari 6 bendungan di Jatim yang menjadi proyek strategis nasional pemerintah.