Artikel

Coldplay Sapa Para Pemimpin Dunia, Termasuk Indonesia

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Presiden Joko Widodo diundang untuk bergabung dalam Ban Ki Moon Centre dalam rangka koalisi untuk memberikan advokasi terhadap krisis iklim di Indonesia dalam acara Global Citizen Live. Adapun undangan tersebut disampaikan grup musik Coldplay melalui akun Twitter resminya.

"Presiden Jokowi, maukah Anda bergabung dalam Ban Ki Moon Centre dan koalisi pendukung iklim Indonesia di Global Citizen Live untuk membuat komitmen terhadap planet ini? Sebagai pemimpin Anda akan diikuti oleh banyak orang," tulis akun Twitter Coldplay seraya menyertakan emotikon bendera merah putih.

Global Citizen Live rencananya akan digelar pada 25 September 2021 selama 24 jam. Selain masalah iklim, acara ini juga dilakukan untuk memberantas kemiskinan di seluruh dunia.

Tahun 2021 ini, Global Citizen Live akan digelar secara serentak di sejumlah kota di dunia, seperti Paris, New York, Los Angles, Lagos, Sydney, Seoul, hingga Rio de Janeiro. Acara tahun ini akan mengusung tema "Rencana Perbaikan untuk Dunia", dan akan fokus pada penanganan pandemi Covid-19.

Selain Coldplay, Global Citizen Live juga akan dimeriahkan oleh sejumlah selebritis kelas dunia, seperti Ed Sheeran, BTS, adam Lambert, Elton John, Black Eyed Peas, dan sebagainya.

Kontribusi Indonesia untuk Iklim Dunia

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga diundang oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam acara Major Economes Forum on Energy and Climate 2021 secara virtual, Jumat (17/9) lalu.

Dalam acara tersebut, Presiden memaparkan kontribusi Indonesia dalam menghadapi ancaman perubahan iklim. Sejumlah strategi dan transformasi di bidang energi menjadi fokus Indonesia dalam isu tersebut.

Di antara yang telah dan akan dilakukan Indonesia terkait energi adalah mendorong peralihan pembangkit listrik menggunakan energi baru terbarukan, mempercepat infrastruktur energi baru terbarukan, meningkatkan penggunaan biofuels, dan mengembangkan industri kendaraan listrik.

Selain itu, lanjut Presiden, Indonesia juga telah menargetkan netral karbon pada tahun 2060 mendatang. Kawasan percontohan untuk target ini sedang dikembangkan di Kalimantan Utara.

"Yaitu pembangunan Green Industrial Park seluas 20 ribu hektare, terbesar di dunia, di Kalimantan Utara,” ungkap Presiden.

Dalam hal transisi enegi ini, Presiden menekankan pentingnya kemitraan global. Pasalnya, transisi energi bagi negara berkembang membutuhkan pembiayaan dan teknologi yang terjangkau.

“Kami membuka peluang kerja sama dan investasi bagi pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai litium, kendaraan listrik, teknologi carbon, capture, and storage, energi hidrogen, kawasan industri hijau, dan pasar karbon Indonesia,” imbuhnya. (WIL)