Artikel

Diminati Dunia, Kementan Optimalkan Budidaya Porang

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Dulunya dianggap tanaman liar, porang kini sedang disorot dan diminati di mancanegara. Bahkan, pemerintah sedang berupaya mengoptimalkan budidaya dan produktivitasnya karena memiliki nilai yang tinggi di pasar dunia.

"Selaku Menteri Pertanian, saya akan berproses lebih maksimal di budidayanya sampai dengan produktivitas yang kemudian tentu produktivitas itu berakhir dan dihilirisasi dengan melakukan proses-proses pengolahan lanjutan bersama Menteri Perindustrian yang disertai pengaturan-pengaturan tentang perdagangan, termasuk ekspornya, bersama dengan Menteri Perdagangan," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan persnya, Selasa (44).

Apa itu porang?

Menurut Mentan, porang dapat dibudidayakan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Porang adalah tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus muelleri. Di beberapa daerah di Jawa, tanaman ini dikenal dengan nama iles-iles.

Budidaya porang terbilang mudah dan murah karena tidak memerlukan banyak perlakuan khusus. Bahkan, porang bisa tumbuh dalam kondisi tanah kritis, demikian dikutip dari Kompas.com.

Tanaman ini sedang digemari di mancanegara karena manfaatnya. Umbi tanaman ini digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan tepung konjak, atau tepung glucomannan. Tepung ini adalah bahan utama olahan shirataki. Mi bening yang banyak dikonsumsi di Asia Pasifik.

Konjak dikenal memiliki banyak serat. Karenanya, shirataki yang berbahan konjak memiliki rasa kenyal tetapi karbohidratnya tidak setinggi mi berbahan tepung terigu. Shirataki kerap dikaitkan dengan menu diet dan gaya hidup sehat.

Selain sebagai bahan pembuatan mi, porang juga bisa diolah untuk bahan kosmetik, penjernih air, pembuatan lem, dan jeli. Tanaman ini kerap diekspor ke Jepang dan China.

"Oleh karena itu, kita akan segera mengembangkan dan mengakselerasi lebih kuat dari hulu ke hilir, terutama melakukan pembinaan-pembinaan teknis maupun sarang burung walet," tuturnya.

Hal ini juga didukung oleh Presiden Joko Widodo. Kepala Negara menyampaikan pesan kepada pihaknya bahwa segenap upaya yang dilakukan harus berpihak kepada rakyat. Segala regulasi yang nantinya akan dibuat tidak boleh justru menjadi hambatan bagi para petani dan industri lokal.

"Saya selaku Mentan bersama dengan Mendag akan mencoba melakukan upaya maksimal serta memberikan ruang bagi petani porang dan tentu petani rumah burung walet agar besok kita mendapatkan nilai-nilai ekspor yang lebih banyak bagi kepentingan negeri dan rakyat," kata Mentan. (ACD)