Artikel

Diplomasi Vaksin Indonesia Membuahkan Hasil

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi kedua pelaksanaan pemberian vaksin Covid-19 dengan indeks 2,43 dan disusul Malaysia (0,43), Kamboja (0,43), serta Filipina (0,03). Sedangkan Singapura berada di posisi pertama dengan indeks (10,19).

Tinginya tingkat vaksinasi Covid-19 yang sudah dilakukan Indonesia, didapat dengan kerja keras. Sejak awal pandemi, pemerintah terus melakukan diplomasi agar bisa segera bangkit, membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity, dan memulihkan ekonomi.

Apalagi Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara. Ini berarti Indonesia membutuhkan jumlah vaksin lebih besar dibandingkan negara-negara lain di wilayah yang sama.

Lewat akun Twitter, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa kini Indonesia memiliki 38 juta dosis vaksin. “Berkat pendekatan sejak jauh-jauh hari kepada perusahaan farmasi global produsen vaksin Covid-19, kini Indonesia telah memiliki 38 juta dosis vaksin,” cuit Presiden.

Di akun Instagram, Jokowi memberi penjelasan lebih mendalam. “Indonesia cukup beruntung telah melakukan pendekatan sejak jauh-jauh hari kepada perusahaan-perusahaan farmasi global yang memproduksi vaksin Covid-19. Di saat banyak negara sedang berebut kesempatan mendapatkan pasokan vaksin, kini kita telah memiliki 38 juta dosis vaksin Covid-19. Tiga juta dosis di antaranya berupa vaksin jadi, dan 35 juta bahan baku vaksin. Dan bulan Maret ini, jika tak ada aral melintang, akan datang lagi vaksin dari AstraZeneca sebanyak 4,6 juta dosis,” tulis Presiden.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam berbagai kesempatan menjelaskan, pemerintah Indonesia sejak awal pandemi aktif melakukan diplomasi vaksin, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral.

“Diplomasi aktif ini sangat diperlukan untuk mendukung ketersediaan vaksin dan membuka akses, meratakan jalan dan mengatasi berbagai kendala yang muncul,” papar Retno saat melakukan dengar pendapat dengan Komisi V DPR, akhir Januari lalu.

Dari jalur bilateral, Indonesia melakukan pendekatan diplomasi untuk mengamankan vaksin dari berbagai merek seperti Sinovac, Novavax dan sebagainya.

Sedangkan dari jalur multilateral, Indonesia aktif menjalin komunikasi dengan COVAX yang dikelola World Health Organization (WHO), Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI), dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

“Dari sisi kesehatan, diplomasi dilakukan untuk memperlancar ketersediaan alat diagnostic dan therapeutic penduduk," jelas Retno yang Januari lalu terpilih untuk memimpin program vaksin Corona, Covax AMC Engagement Group yang diinisiasi oleh WHO.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kedatangan 1,1 juta vaksin AstraZeneca diharapkan bisa mempercepat program vaksinasi nasional.

"Masuknya vaksin AstraZeneca merupakan upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia, dan dapat mengakselerasi program vaksinasi nasional, dalam menciptakan kekebalan komunitas atau herd immunity,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi baru-baru ini.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia memiliki empat sumber vaksin hasil negosiasi bilateral dan multilateral. Sumber vaksin Indonesia hasil diplomasi itu, di antaranya, Sinovac dari Tiongkok, Pfizer dari Jerman, AstraZeneca dari Inggris, dan Novavax dari Amerika Serikat-Kanada.