Artikel

Dongkrak Ekonomi dengan Produk Dalam Negeri

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Presiden Joko Widodo meminta seluruh kementerian, lembaga, dan BUMN untuk memberi ruang lebih untuk produk-produk dalam negeri di semua proyek pemerintah.

"Saya juga selalu menyampaikan kepada kementerian atau lembaga dan semua BUMN untuk memperbesar tingkat komponen dalam negeri. Jangan sampai proyek-proyek pemerintah, proyeknya BUMN, masih memakai barang-barang impor. Kalau itu bisa dikunci, akan menaikkan permintaan produk dalam negeri yang jumlahnya tidak kecil," ujarnya seperti dilansir laman resmi Presiden.

Lewat akun media sosial, baik Twitter maupun Instagram, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya memberi ruang lebih pada produk-produk dalam negeri.

"Indonesia harus mampu memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri dan daya beli yang sangat besar untuk mendongkrak ekonomi nasional. Dengan meningkatkan konsumsi produk dalam negeri, akan tercipta efek domino yang besar bagi gerak roda ekonomi dalam negeri di masa pandemi ini," ujar Presiden Jokowi di akun Instagram-nya.

Meski demikian, tulisnya, pemberian ruang yang lebih besar bagi produk-produk dalam negeri harus disertai dengan peningkatan kualitas dan harga yang kompetitif, sehingga dapat bersaing dengan produk-produk serupa dari mancanegara.

Saat memberi sambutan pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Jumat (5/3), Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia menganut keterbukaan ekonomi. Indonesia juga bukan bangsa yang menyukai proteksionisme karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme itu justru merugikan.

"Tetapi kita juga tidak boleh menjadi korban unfair practices dari perdagangan dunia. Kita juga enggak mau itu," tegas Jokowi. Karena itu, ujarnya, Indonesia harus mampu memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri dan daya beli yang sangat besar untuk mendongkrak ekonomi nasional.

Presiden juga menekankan bahwa Indonesia selalu mengundang investasi terkait teknologi, untuk membuka seluas-luasnya lapangan kerja dan alih teknologi. Namun, Presiden tidak ingin jika Indonesia hanya menjadi penonton di negeri sendiri.

"Jangan mereka dapat untung, kita hanya menjadi penonton. Enggak boleh seperti itu lagi. Oleh sebab itu, selalu tadi saya sampaikan, partnerkan dengan swasta kita, partnerkan dengan pengusaha daerah, partnerkan dengan BUMN," tegasnya.