Artikel

Enggan Vaksin, 60 Kali Lipat Risiko Masuk RS karena Omicron

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu cara agar tubuh mampu menghadapi virus Corona. Namun sayangnya, masih ada masyarakat yang enggan untuk melakukan vaksin.

Terlebih kondisi saat ini dimana vaksin menjadi penting karena munculnya varian baru Covid-19, Omicron. Banyak negara tengah menghadapi varian ini. Sementara di Indonesia, sempat terdeteksi kasus Omicron di Wisma Atlet Jakarta.

Melansir bisnis.com, disebutkan bahwa data baru dari Pusat Penelitian dan Audit Nasional Perawatan Intensif menunjukkan seseorang yang tidak divaksinasi, 60 kali kemungkinan lebih besar masuk rumah sakit dan menjalani perawatan intensif jika terinfeksi Covid-19.

Ahli Patologi Klinis UNS Tonang Dwi Ardyanto mengungkapkan di negara-negara yang tengah diterjang Omicron, seperti UK, cakupan vaksinasinya sudah tinggi. Hanya sebagian kecil yang belum menjalani vaksinasi.

Maka, saat varian Omicron menyebar, meski secara angka lebih banyak dari kelompok sudah divaksin, namun secara presentase, lebih banyak terjadi pada kelompok yang belum divaksin.

Kondisi seperti ini hampir sama saat puncak varian Delta Covid-19 menyerang pada awal tahun 2021. Hal yang sama juga berlaku dalam angka perawatan di RS dan angka kematian.

Disebutkan bahwa berdasarkan laporan tentang varian Omicron di UK hingga saat ini, terhadap mereka yang sudah melakukan vaksinasi, meski harus ke RS tapi tidak di rawat inap yakni 31-45 persen lebih rendah dibandingkan varian Dellta.

Sementara itu, untuk risiko rawat inap di ruang isolasi, 50-70 persen lebih rendah. Dan mereka yang belum pernah terinfeksi dan belum vaksinasi, risikonya 11 persen dibandingkan varian Delta.

Oleh karenanya, berdasarkan data ini maka, orang yang belum melakukan vaksin Covid-19, 4-7 kali lebih tinggi daripada mereka yang sudah vaksin.

"Cakupan vaksinasi kita saat ini 40,65% yang sudah vaksin lengkap. Sekitar 17% baru sekali dosis. Selebihnya sekitar 42,3% belum mendapat vaksin sama sekali. Kalau Omicron sampai menyebar, risikonya lebih besar pada yang belum tervaksinasi," jelas Tonang.

Lebih lanjut, ia menjelaskan vaksinasi di Indonesia saat ini hanya fokus pada pencegahan gejala terutama gejala berat dan kematian.

Sehingga menurutnya jika menunggu sampai diperoleh vaksin yang sekaligus mampu menghambat infeksi di saluran nafas bagian atas, akan perlu waktu lebih lama lagi.

Di sisi lain, jumlah kasus akibat virus Corona terus meningkat, pun halnya dengan jumlah kematian. Dengan kondisi seperti ini maka akan banyak aspek yang terdampak, termasuk ekonomi.

Karenanya, ia menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan vaksin yang sudah ada sambil pengembangan vaksin terus dilakukan.

Kendati demikian, tidak hanya vaksin yang diperlukan. Namun juga dibutuhkan penerapan 5M protokol kesehatan secara ketat dan disiplin untuk melindungi diri dari ancaman Covid-19 yang masih menyerang hampir di seluruh penjuru dunia.

Segera lakukan vaksinasi Covid-19 saat tersedia di area Anda demi kebaikan bersama agar Indonesia segera mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. (din)