Artikel

Hoaks Musuh Besar dan Penghambat Program Vaksinasi Covid-19

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Program Vaksinasi Nasional menjadi fokus utama pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19. Harapannya, vaksinasi yang digencarkan ini bisa menjadi game changer penanganan pandemi, disamping 3T yang terus digencarkan oleh pemerintah.

Namun demikian, Vaksinolog Dirga Sakti Rambe membeberkan ada musuh besar yang bisa menghambat kesuksesan program vaksinasi nasional. Musuh besar itu, kata dia, adalah maraknya informasi bohong atau hoaks yang tersebar di masyarakat seputar vaksin dan vaksinasi Covid-19.

Dirga menerangkan, di antara hoaks yang marak beredar adalah terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau efek samping usah mendapatkan vaksin Covid-19. Informasi terkait KIPI ini, imbuhnya, seringkali membuat masyarakat takut dan berujung pada enggan menjalani vaksinasi.

"Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, kita semua harus bergerak untuk melawannya. Yang sudah divaksinasi, berikan contoh bagi yang lain," kata Dirga mengutip Liputan6.com, Kamis (26/8).

Padahal vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia semuanya telah dinyatakan aman dan halal. Bahkan pengujian terhadap vaksin-vaksin itu juga mencakup KIPI yang mungkin ditimbulkan usai vaksinasi.

Dengan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin-vaksin yang digunakan itu umumnya hanya menimbulkan efek samping ringan seperti nyeri, mengantuk, lapar atau demam.

Untuk demam, biasanya petugas di sentra vaksinasi akan memberikan obat paracetamol kepada masyarakat usai divaksin.

Diketahui, setidaknya ada enam merk vaksin yang sudah digunakan pemerintah. Kelimanya adalah Vaksin Sinovac CoronaVac, Vaksin Covid-19 PT Bio Farma, Vaksin Covid-19 Astra Zeneca, Vaksin Sinopharm, Vaksin Moderna, dan Vaksin Pfizer. (WIL)

Simak penjelasan ringkasnya berikut ini: