Artikel

Impor Beras Baru Wacana

 
 | Arusbaik

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo merespons isu yang beredar tentang rencana pemerintah untuk mengimpor beras. Ia mengatakan bahwa impor beras sebanyak 1 juta ton masih sebatas wacana, belum ada keputusan yang pasti terkait impor beras. Pernyataan itu ia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Kamis (18/3).

Pada Rapat Kerja tersebut, Syahrul hadir untuk membahas pula upaya Kementan dalam menjaga kecukupan pangan pokok beberapa bulan ke depan.

Dari data prognosa dan ketersediaan kebutuhan pangan pokok pada periode Januari hingga Mei 2021 yang dikeluarkan Kementan, tercatat ketersediaan beras adalah sebanyak 24,9 juta ton dan kebutuhannya sekitar 12,3 juta ton.

Denhgan jumlah surplus lebih dari 12 juta ton itu, pemerintah tidak punya alasan untuk mengimpor beras. Sementara itu Menteri Perdagangan M. Lutfi menyatakan, Jika ada beras impor, tidak akan dipasarkan saat panen raya. Menurut Luthfi, impor beras justru sebagai upaya agar harga gabah petani tidak dikendalikan spekulan.

"Ini adalah strategi pemerintah untuk memastikan, kita tidak bisa dipojokkan atau diatur oleh pedagang. Terutama para spekulan-spekulan yang berniat tidak baik dalam hal ini," ujarnya dalam siaran pers tertulis (18/03/2021).

Syahrul Yasin Limpo kembali menegaskan, siap berfokus pada penyerapan beras mengingat produksi gabah/beras meningkat pada Maret-April tahun ini. "Harus didahulukan penyerapan gabah, itu yang harus dimaksimalkan oleh Pemerintah, karena ini menjadi kepentingan yang sudah menunggu," kata Syahrul.