Artikel

Ini 3 Tantangan Pemulihan Ekonomi Global

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Pemulihan ekonomi global akibat pandemi Covid-19 di seluruh dunia saat ini tengah terjadi, namun tidak merata. Salah satu penyebabnya adalah karena akses vaksin yang tidak merata di seluruh dunia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, rata-rata negara miskin di dunia baru melakukan vaksinasi sebanyak 6 persen dari jumlah penduduk.

Angka itu, kata dia, sangat jauh jika dibandingkan dengan negara maju yang capaian vaksinasinya sudah di atas 70 persen. Bahkan ada yang sudah mendekati 100 persen dan memberikan booster.

"Ada negara-negara yang sampai hari ini bahkan jumlah vaksinasinya dari penduduknya kurang dari 3 persen, di negara-negara Afrika," ujar Menkeu mengutip siaran pers Biro Setpres, Minggu (31/10).

Selain akses vaksin yang tidak merata, pemulihan ekonomi dunia juga terancam oleh dua hal lain, yaitu terjadinya inflasi kenaikan energi dan disrupsi dari suplai.

Menurut Menkeu, hal tersebut terjadi di seluruh negara yang pemulihan ekonominya sangat cepat namun mengalami komplikasi dalam bentuk kenaikan harga energi dan disrupsi suplai.

"Artinya apa? Waktu permintaan pulih dengan cepat dan kuat, ternyata suplainya tidak mengikuti," imbuhnya.

Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan bahwa kenaikan energi yang terjadi sangat cepat karena investasi di bidang energi terutama yang non-renewable itu sudah merosot tajam dihadapkan pada permintaan energi yang melonjak akibat pemulihan ekonomi.

Hal tersebut yang kemudian mendorong inflasi yang tinggi di berbagai negara. Menkeu menilai situasi ini menjadi ancaman pemulihan ekonomi global, dan Indonesia harus waspada.

Pandemi Covid-19 adalah ancaman nyata terhadap perekonomian dunia, maka di dalam pembahasan antara menteri keuangan dengan menteri kesehatan negara-negara G20 disepakati untuk membangun membangun sebuah mekanisme yang disebut pencegahan pandemi atau pandemic preparedness.

Di dalam KTT G20 kali ini disepakati akan ada joint finance health task force atau satuan kerja antara menteri keuangan dan menteri kesehatan di bawah G20 yang tujuannya adalah untuk menyiapkan prevention, preparedness, dan response atau PPR dari pandemi. (WIL)