Artikel

Istana Bolehkan PKI di Indonesia? Hoaks, Begini Penjelasannya

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) selalu dihembuskan menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober. Diketahui, hari bersejarah itu didahului dengan gerakan pemberontakan yang dikenal dengan G30S/PKI.

Salah satu isu kebangkitan PKI yang ramai dibicarakan adalah dihembuskan akun Instagram @jho_whieoppa. Unggahan itu bertanggal 7 Agustus 2021 yang berisi tentang cuplikan video Menteri PAN-RB, Tjahjo Kumolo.

Video itu diunggah dengan menyematkan narasi provokatif yang menuding Istana atau pemerintah tidak menganggap komunisme dan atheisme adalah ideologi yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Akun itu juga menyebut pemerintah mengeluarkan Perppu yang menghentikan organisasi masyarakat (Ormas) yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Namun, kata akun itu, Perppu itu tidak menyebutkan bahwa paham atheisme dan komunisme bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Bahka, imbuh akun tersebut, komunisme memang tidak pernah dianggap bertentangan dengan Pancasila. Ia mengklaim memiliki video pidato Presiden Sukarno yang menyebut komunisme tidak bertentangan dengan Pancasila, dan yang justru bertentangan adalah Pancasila dengan syariat Islam.

"Jadi kalau ada yang bilang Pancasila diambil dari Al Quran itu cuma cocoklogi agar kaum muslimin dibuat bungkam. Lihatlah kenyataannya penghapusan 7 kata penting bagi umat Islam di Piagam Jakarta," kata akun tersebut.

Lantas benarkah narasi tersebut?

Melansir Antara, Rabu (29/9), unggahan @jho_whieoppa merupakan konten sesat dan menyesatkan yang tidak memiliki dasar yang bisa dipercaya alias hoaks. Video itu merupakan hasil suntingan dari video asli Tjahjo Kumolo saat menjabat Menteri Dalam Negeri pada tahun 2017 silam.

Saat itu, Tjahjo menyampaikan pengesahan RUU Ormas dalam sebuah forum yang dogelar pada 24 Oktober 2017. Tjahjo tidak menyebutkan jika paham ateis dan komunis berlaku di Indonesia secara resmi.

Klaim Gatot Nurmantyo soal PKI

Selain isu di atas, isu kebangkitan PKI di Indonesia juga dihembuskan oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Ia menyebut, PKI sudah menyusup ke tubuh TNI yang dibuktikan dengan hilangnya patung sejumlah tokoh penumpas PKI dari Museum Dharma Bakti di Markas Kostrad, Jakarta Pusat.

Panglima Kostrad, Letjen Dudung Abdurachman angkat bicara menanggapi tuduhan Gatot tersebut. Menurut Dudung, apa yang disampaikan Gatot adalah tuduhan keji. Gatot, kata Dudung, harusnya melakukan tabayyun terlebih dulu ke TNI.

Dudung menjelaskan, patung para tokoh itu memang dulunya ada di Museum tersebut, dan kini tiada. Ketiadaan patung itu, kata Dudung, karena diambil kembali oleh mantan Panglima Kostrad Letjen AY Nasution.

"Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen AY Nasution (2011-2012). Kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya, Letjen AY Nasution, yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini," kata Dudung mengutip Jawapos.

Adapun alasan Letjen AY Nasution meminta kembali patung-patung tersebut lantaran merasa berdosa telah membuat patung berdasarkan keyakinan agamanya. Dudung mengaku tidak bisa menolak permintaan AY Nasution.

“Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G-30S-PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar,” tegas Dudung.

“Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu,” pungkas Dudung. (WIL)