Artikel

Jadi Tuan Rumah G20 2022, Ini 5 Strategi Indonesia

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin Sherpa Track G20.

Untuk itu, Menko Airlangga mengutarakan lima nilai strategis Indonesia dalam memimpin forum tersebut.

"Pandemi Covid-19 menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh forum ini dan juga ekspektasi bahwa Indonesia akan memimpin langkah strategis untuk mengatasi dampak pandemi," kata Menko Airlangga, dalam keterangan resminya, Minggu (30/5).

Menko Airlangga menyebut, di bawah kepemimpinan Indonesia tahun depan, G20 akan mengangkat tema besar yaitu 'Recover Together, Recover Stronger'.

Dilanjutkan Menko Airlangga, ada lima nilai strategis bagi Indonesia dalam memegang Presidensi G20.

Pertama, mendorong sinergi antara Indonesia dan dunia internasional dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi global dan nasional dari pandemi Covid-19.

Kedua, Indonesia akan memiliki suara dalam menentukan arah ekonomi pasca-krisis, termasuk mengenai stabilitas sistem keuangan internasional.

Ketiga, Presidensi G20 akan dimanfaatkan pemerintah untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural dan keuangan Indonesia di tengah pandemi, seperti UU Cipta Kerja, transisi energi termasuk peningkatan kandungan biodiesel, dan pendirian Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia.

Keempat, Indonesia akan memanfaatkan dukungan internasional terhadap prioritas pemerintah. Isu-isu seperti digitalisasi, pengembangan sumber daya manusia, pemberdayaan perempuan dan pemuda, ketersediaan vaksin, dan persiapan sistem kesehatan untuk memitigasi risiko pandemi masa depan akan menjadi beberapa bahasan utama Presidensi G20 mendatang.

Kelima, G20 di Indonesia berpotensi menghasilkan devisa bagi Indonesia jika diselenggarakan secara fisik pada akhir 2022.

Guna mendukung kesiapan infrastruktur teknologi dalam KTT G20, Airlangga mengatakan, Pemerintah telah membangun portal Document Management System (DMS). Sistem ini dibuat untuk menata secara digital dokumen substansi terkait dan menjadi bagian integral Sekretariat Sherpa G20 Indonesia yang dapat diakses oleh seluruh kementerian dan lembaga (K/L) yang terlibat.

"Ini merupakan insiatif yang sangat bagus untuk memastikan proses penyusunan substansi yang transparan dan akuntabel, terutama bagi instansi yang selama ini menaungi G20," jelas Airlangga.

Sebagai informasi, sesuai kesepakatan KTT G20 di Riyadh pada tahun 2020, Indonesia akan menjadi Presidensi G20 pada tahun 2022.

Keputusan ini maju setahun lebih awal dari rencana semula pada 2023 setelah India mengajukan pertukaran dengan Indonesia karena India membutuhkan waktu persiapan yang lebih panjang.

Alasan lainnya karena Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023.

KTT G20 rencananya akan diselenggarakan pada November 2022 di Bali dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Akan ada pertemuan secara fisik yang melibatkan sekitar 6.500 delegasi asing.(ACD)