Artikel

Kebijakan Ekonomi Pemerintah Tepat, Buktinya Keluar dari Resesi

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Indonesia secara resmi telah dinyatakan keluar dari jurang resesi ekonomi yang beberapa waktu terakhir menghantui dunia. Indikatornya, perekonomian Indonesia kuartal II 2021 tumbuh sebesar 7,07 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Dalam laporannya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono menjelaskan, pertumbuhan ekonomi juga terjadi jika dilihat secara kuartalan. Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal II ini tumbuh 3,31 persen jika dibanding kuartal 1 2021 lalu.

Secara keseluruhan perbandingan kuartal I dan kuartal II menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 3,10 persen. Perekonomian Indonesia yang diukur dari PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4175,8 triliun dan atas dasar harga konstan Rp 2.772,8 triliun.

Menurut Margo, peningkatan yang mempengaruhi pertumbuhan ini terjadi pada harga komoditas makanan dan tambang. Di antaranya gandum, minyak kelapa sawit dan kedelai, batu bara, timah, serta aluminium.

Selain itu beberapa mitra dagang utama Indonesia juga mengalami pertumbuhan perekonomian yang cukup pesat dalam periode ini. Sehingga turut mendorong kenaikan ekspor Indonesia. Beberapa mitra dagang tersebut adalah China, Amerika Serikat (AS), Singapura, Korea Selatan, Vietnam, dan Eropa.

Perekonomian Sudah di Jalur yang Tepat

Keberhasilan pemerintah mengeluarkan Indonesia dari jurang resesi ekonomi ini turut diapresiasi sejumlah tokoh seperti akil Ketua Badan Anggaran DPR RI dan Anggota Fraksi Partai Golkar, Muhidin M. Said.

Menurutnya, capaian tersebut patut disyukuri karena menandakan adanya perbaikan dalam upaya pemerintah memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Pertumbuhan sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021 (yoy) ini, kata dia, sekaligus membawa Indonesia keluar dari fase resesi yang berlangsung selama empat triwulan terakhir.

"Perekonomian Indonesia mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif (negative growth) akibat tekanan pandemi Covid-19," kata Muhidin dalam ulasannya yang terbit di Detikcom, Jumat (6/8).

Muhidin menambahkan, pertumbuhan ini juga menandakan kepercayaan publik terhadap perekonomian nasional mulai pulih. Hal itu, kata dia, tidak bisa dilepaskan dari gencarnya program vaksinasi secara nasional dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 yang terus digencarkan beriringan oleh pemerintah.

"Kita perlu menjaga momentum ini, karena kondisi perekonomian nasional sudah berada di jalur yang tepat," tandas Muhidin.

Usaha yang dilakukan Pemerintah untuk menjaga momentum pemulihan dan perbaikan ekonomi mendapatkan hasil yang baik. Ekonomi Indonesia triwulan II-2021 dibanding triwulan II-2020 (yoy), kata Muhidin, mengalami pertumbuhan sebesar 7,07%. Pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha.

Meski demikian, Muhidin mengajak pemerintah dan masyarakat untuk berpuas hati hingga lengah. Hal ini karena penyebaran Covid-19 masih tinggi yang bisa saja membalikkan keadaan. Selain itu, Indonesia juga perlu mewaspadai dinamika moneter di beberapa negara seperti Amerika Serikat.

"Pemulihan kehidupan masyarakat akan sangat tergantung dari disiplin dan konsistensi seluruh komponen Bangsa," pungkasnya.

Kebijakan Pemerintah soal Ekonomi Sudah Tepat

Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi XI DPR RI, Dito Ganinduto. Ia mengatakan, pencapaian pemerintah ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2004 atau 16 tahun yang lalu. Realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 ini juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara, di antaranya Vietnam (6,6%), dan Korea Selatan (5,9%).

"Kinerja ini tak lepas dari kerja keras pemerintah bersama masyarakat dan swasta untuk segera memulihkan ekonomi. Karena pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga sektor ekonomi," katanya mengutip Investor.id. (WIL)

Simak penjelasan ringkasnya berikut ini: