Artikel

Kebijakan Pariwisata Masih Fokus Pada Turis Lokal

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), selama pandemi jumlah kunjungan wisatawan di seluruh dunia menurun 44 persen.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Hari Santosa Sungkari, memprediksi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mentok di angka 4 juta orang.

Seperti dikutip dari Detik.com Agustus tahun lalu, kunjungan wisman sebelum pandemi bisa mencapai 18 juta orang tetapi saat pandemi hanya berkisar 2,8-4 juta orang.

Berdasarkan panduan UNWTO, negara-negara yang selama ini menggantungkan pendapatan melalui sektor pariwisata harus mulai mengembangkan visi pariwisata berkelanjutan. UNWTO juga memberikan panduan yang menganjurkan supaya saat ini negara-negara lebih fokus kepada pasar turis lokal.

Sejalan dengan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan ada revisi target bagi sektor pariwisata di tengah pandemi yang masih berlangsung. Salah satunya dengan fokus pada wisatawan Nusantara. Sandiaga mengatakan target yang sudah dicanangkan untuk sektor pariwisata belum bisa berjalan karena Indonesia masih menutup perbatasannya.

“Karena itu, kita akan melakukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan memfokuskan pada wisatawan nusantara,” jelas Sandiaga, seperti yang dilansir dari Tempo.co, Rabu (13/1).

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan pihaknya juga akan melakukan strategi promosi Kemenparekraf yang menyesuaikan dengan kondisi Covid-19 terkini.

“Misalnya, kalau melihat dari status Satgas Covid-19 suatu destinasi wisata masuk kategori zona hijau maka kita bisa mempromosikan destinasi wisata tersebut. Namun jika destinasi tersebut zona merah, kita bisa mempromosikan produk UMKM-nya, kita akan mendorong masyarakat agar mengonsumsi produk-produk kreatif lokal,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Bali masih menutup pintu untuk kunjungan wisman sebagai upaya menahan laju penyebaran virus Corona di Tanah Air. Pulau Dewata pun mencatat kerugian pariwisata hingga Rp9,7 triliun setiap bulannya. Kendati demikian, Presiden Joko Widodo menyatakan bakal membuka sektor ekonomi secara bertahap, khususnya pariwisata di Bali. Syaratnya, penyebaran Covid-19 mulai melandai dan berangsur hilang.

“Apabila nanti sudah kelihatan penyebaran Covid-19 landai menurun, kemudian hilang, dengan tahapan-tahapan yang nanti didesain baik di provinsi, kabupaten kota maupun pusat, kita akan memulai satu per satu pembukaan ekonomi khususnya sektor pariwisata di Provinsi Bali agar Bali kembali pada posisi normal,” kata Presiden Jokowi melalui saluran YouTube Sekretariat Presiden saat meninjau proses vaksinasi di Gianyar, Bali, Selasa (16/3) kemarin.