Artikel

Kendalikan Covid-19, Ini 6 Perintah Presiden Jelang Nataru

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Menjelang perayaan hari Natal tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 (nataru), Presiden Joko Widodo memberikan enam perintah untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang saat ini sudah terkendali.

"Sebentar lagi akan masuk ke libur Natal dan Tahun Baru, yang kita tahu pada saat ini kasus Covid-19 di Eropa semuanya naik. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan,” kata Kepala Negara dikutip Setkab.

Enam arahan ini disampaikan Presiden saat memimpin Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin lalu.

Berikut enam arahan yang akan diberlakukan di seluruh Indonesia.

1. Kementerian dan lembaga memiliki frekuensi yang sama

Presiden menyatakan seluruh kementerian dan lembaga harus memiliki frekuensi yang sama dalam mengendalikan pandemi Covid-19.

“Saya minta seluruh kementerian dan lembaga frekuensinya sama dalam menghadapi Bulan Desember 2021 ini. Sekali lagi, memiliki frekuensi yang sama! Jangan terjebak pada ego sektoral, utamakan kerja sama, utamakan koordinasi sehingga kelihatan bahwa kita memiliki frekuensi yang sama,” tegas orang nomor satu di Indonesia ini.

2. Penerapan protokol kesehatan

Presiden menegaskan tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan pada pelaksanaan rangkaian kegiatan konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 yang akan mulai dilaksanakan pada awal Desember di Jakarta dan Bali.

Pasalnya, Indonesia akan menjadi tuan rumah Presidensi G20 Indonesia akan berlangsung mulai tanggal 1 Desember 2021 mendatang.

Lebih lanjut, Presiden menyebut kegiatan kick off untuk Sherpa Meeting di KTT G20 nanti akan dilakukan di Jakarta dan kick off untuk Finance Track di Bali di awal Desember.

"Dunia akan melihat kita. Oleh sebab itu, kemampuan kita dalam mengendalikan pandemi betul-betul diuji dan utamanya dalam menjalankan protokol kesehatan,” sebutnya.

Selain itu, terkait hal ini, Presiden juga menekankan pentingnya pendampingan dari Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 untuk menyambut kedatangan delegasi, mulai dari kedatangan di bandara udara, hotel dan lingkungan sekitar, hingga ke tempat penyelenggaraan KTT.

3. Sosialisasi penerapan PPKM Level 3

Presiden Jokowi meminta seluruh jajaran terkait untuk mengomunikasikan dengan baik kepada masyarakat di lapangan mengenai rencana penerapan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia pada saat Natal dan Tahun Baru ini.

Sosialisasi ini termasuk menyampaikan informasi mengenai perkembangan kasus-kasus dan kenaikan kasus yang ada di Eropa.

Presiden memaparkan, sosialisasi menjadi poin penting karena sebagai sebuah background dari keputusan yang akan diambil. Alasannya, karena ada beberapa yang pihak yang menolak pemberlakuan PPKM Level 3.

"Karena menginginkan situasi menjadi normal kembali. Tapi, kita harus ingat bahwa apapun, utamanya ini pariwisata di Bali, memang terdampak paling dalam, tapi juga perlu dijelaskan bahwa apabila situasi tidak terkendali justru akan memukul balik ekonomi dan pariwisata kita. Apalagi, sekali lagi, kita akan menjadi tuan rumah 150 meeting yang ada di G20,” paparnya.

4. Penyeimbangan kebijakan

Presiden memerintahkan kepada para kepala daerah untuk terus menyeimbangkan kebijakan dalam upaya pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi.

“Disampaikan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk menyeimbangkan betul-betul gas dan rem sehingga kita bisa mempertahankan momentum (perekonomian) untuk tumbuh positif," ujarnya.

Ekonomi Indonesia, dijelaskan oleh Presiden, pada Kuartal II (ekonomi) tumbuh 7,07 persen, dan di Kuartal III tumbuh 3,51 persen.

"Kita harapkan di Kuartal IV ini lebih baik dari kuartal yang ketiga,” jelasnya.

5. Menyiapkan faskes

Secara khusus, Presiden meminta kepada Menteri Kesehatan Budi Sadikin Gunawan untuk memastikan kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) dalam menghadapi ancaman lonjakan kasus Covid-19.

“Saya minta kepada Menkes untuk melakukan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan kesiapan rumah sakit apabila terjadi lonjakan pasien sakit selama akhir Desember dan awal Januari 2022, terutama pemetaan situasi dan terutama di daerah yang berpotensi kasusnya meningkat,” tegasnya.

6. Vaksinasi

Dengan tegas, Presiden kembali mengingatkan seluruh jajarannya untuk dapat memenuhi target cakupan vaksinasi di akhir tahun, yaitu sebesar 70 persen dari jumlah sasaran.

Jumlah total sasaran vaksinasi sebesar 208.265.720 jiwa. Hingga 25 November 2021, yang sudah tercapai yakni untuk dosis pertama sebesar 65.83 persen atau 137.098.677 dan dosis kedua sebesar 44.52 persen atau 92.719.683.

Oleh karenanya, Presiden meminta jajarannya proaktif menjemput bola dan juga mendatangi masyarakat.

"Saya minta backup dari TNI dan Polri utamanya untuk yang lansia betul-betul dilakukan. Saya melihat (vaksinasi) door to door yang dilakukan oleh BIN juga baik karena ini diambil yang divaksin adalah yang lansia. Kita harapkan terutama untuk pemerintah daerah yang masih rendah vaksinasi agar diberikan bantuan secara khusus,” ucap Presiden mengakhiri.

Untuk diketahui, kasus aktif Covid-19 menurun sebanyak 892 kasus, dari 9.018 kasus di 14 November menjadi 8.126 kasus di 21 November. Sementara penambahan kasus baru rata-rata sebanyak 362 kasus setiap harinya. (DIN)