Artikel

Kepuasan Publik Masih Tinggi, Ini Sederet Keberhasilan Pemerintahan Presiden Jokowi

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id – Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan KH Maruf Amin masih tinggi. Hal ini terungkap berdasarkan rilis survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Dua Tahun Kinerja Presiden Jokowi”.

Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas mengatakan secara umum 68,5% masyarakat Indonesia sangat atau cukup puas dengan kinerja Presiden Jokowi.

Terkait tingginya kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Jokowi tidak terlepas dari semua prestasi dan pencapaian yang telah dilakukan Presiden terlebih dengan cara penanganan pandemi Covid-19 yang kini mendapat banyak pujian dari berbagai pihak.

Berdasarkan dokumen berjudul Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh 2021 yang diunggah dilaman presidenri.go.id, berikut sejumlah pencapaian di masa pemerintahan Presiden Jokowi.

1. Kunci penanganan pandemi

Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi memimpin pertempuran panjang melawan pandemi COVID-19 menekankan pentingnya kepemimpinan lapangan, kebijakan strategis, konsolidasi kerja tim, serta urgensi turun lapangan.

Tak heran jika orang nomor satu di Indonesia ini turun langsung mengecek pergerakan vaksinasi, ketersediaan obat, ruang perawatan, oksigen, distribusi sembako, serta semua prioritas dalam satu komando.

“Perlu konsistensi tujuan dan arah kebijakan. Tapi strategi dan manajemen harus dinamis seturut tantangan. Konsolidasi organ Pemerintah Pusat dan Daerah adalah niscaya,” demikian tulis dokumen tersebut.

2. Mengamankan stok vaksin Covid-19

Pemerintah pun mengerahkan segenap daya demi mengamankan pasokan vaksinasi. Kebutuhan yang besar dan mendesak, maka kuota vaksin harus merata di seluruh tanah air. Perburuan vaksin dari luar negeri dilakukan bersama inisiatif produksi di dalam negeri. Salah satunya, vaksin Merah Putih. Diplomasi pun digelar lewat jalur bilateral dan multilateral.

Bahkan untuk mendekatkan vaksin ke akar rumput dan ke seluruh negeri bukan tanpa kesulitan. Kondisi geografis, birokrasi gemuk, terbatasnya vaksinator, adalah beberapa faktor yang dapat menghambat terdistribusinya vaksin.

Namun solusi tak boleh putus. Urusan geografis selesai dengan moda transportasi dan partisipasi warga. Birokrasi rumit dipangkas. Opsi vaksinator dipecahkan lewat pelibatan aktor, bidan, TNI, Polri, kampus dan relawan.

3. Program bantuan sosial

Selalu turun tangan melihat kondisi di lapangan, Presiden Jokowi tahu persis bagaimana kondisi rakyatnya saat ini. Untuk membantu perekonomian masyarakat, ia membuat Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Diskon Listrik, Subsidi Gaji, Bantuan Produktif Usaha Mikro, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa, dan Program Kartu Pra Kerja yang terus ditingkatkan. Selain itu subsidi Kuota Internet untuk daerah-daerah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dimaksimalkan bagi tenaga pendidikan, murid, mahasiswa, guru, dosen.

“Klaster Perlindungan Sosial (Perlinsos) dirancang untuk menjaga masyarakat dapat terus memenuhi kebutuhan dasar di tengah pandemi”.

4. Mengatasi resesi

Tidak dapat dipungkiri, efek domino pandemi adalah krisis multidimensi. Guna mencegah resesi, Pemerintah mendirikan Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN dimana cakupannya meliputi aspek kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, UMKM dan korporasi serta insentif usaha.

Perlindungan sosial mengatur program keluarga harapan, kartu sembako, bansos tunai, kartu prakerja, diskon listrik, subsidi kuota dan bantuan langsung tunai desa. Insentif pajak turut meringankan beban masyarakat. Ada insentif pajak penghasilan, pajak Pemerintah, angsuran, Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Tersedia pula PPnBM 0% untuk mobil di bawah 1500 cc. Dan, ada insentif PPN bagi sektor perumahan.

5. Sektor Pariwisata

Sementara untuk di sektor pariwisata, yang mana sektor ini paling angat terdampak akibat pandemi, pemerintah menerapkan protokol pariwisata berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety,and Environmental Sustainability) yang menjadi salah satu solusi.

6. Sektor Ekonomi

Di sektor ekonomi, Indonesia sempat terancam resesi. Namun, melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional terbukti efektif meredam guncangan resesi. Penyelamatan ekonomi Indonesia dari resesi mulai terlihat hasilnya. Turun ke -5,32% (y-on-y) pada kuartal II 2020, pertumbuhan naik ke 7,07% (y-on-y) pada kuartal II 2021. Laju inflasi selama pandemi berhasil ditekan ke 1,60% (y-on-y) pada kuartal ketiga 2021.

Kendati demikian, meski terkontraksi, kontraksi perekonomian terjaga, juga harga barang dan jasa. Daya beli rakyat selama pandemi terjaga dengan baik.

7. Bidang Investasi

Di bidang investasi, Indonesia bertekad masuk lima besar kekuatan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemerintah menghadirkan terobosan fiskal serta pembiayaan pembangunan berkelanjutan.

“Dibentuk sebagai konsekuensi UU Cipta Kerja, ada empat skema pendorong investasi Indonesia. Yakni investasi langsung, investasi bersama (coinvestment), thematic fund, dan master fund. Saat ini Pemerintah telah menyertakan modal Rp 30 triliun dari Rp 75 triliun yang direncanakan.”

8. Atasi kemiskinan dan pengangguran

Pemerintahan Presiden Jokowi juga berhasil meredam laju kemiskinan ekstrem dan pengangguran. Hal ini dibuktikan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2021 tercatat 6,26%, turun 0,81% dibandingkan data Agustus 2020.

Pada Maret 2021, persentase kemiskinan tercatat 10,14% atau setara 27,54 juta orang. Angka ini tak sebesar banyak prediksi. Bantuan sosial serta pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dapat melorotkan laju kemiskinan ekstrem di 212 kabupaten.

9. UMKM

Untuk membantu pelaku UMKM yang usahanya anjlok akibat pandemi, Pemerintah menopang dengan beragam skema insentif. Selain modal, bantuan go digital melalui Strategi Nasional Ekonomi Digital disiapkan. Perizinan elektronik Online Single Submission (OSS) disiagakan.

Gerakan nasional “Bangga Buatan Indonesia” memperkuat akses pasar dalam negeri. Kemitraan strategis dengan korporasi mempercepat UMKM menjadi pemain global. Dari Mei 2020 - Agustus 2021, gerakan ini menambah 15 juta atau lebih 22% UMKM melalui digital e-commerce. Kolaborasi, inovasi, regulasi, fasilitasi biaya inklusif menjadi kunci.

10. Tuan rumah karbon

Indonesia sebagai pemilik cadangan karbon terbesar 75% -80% dari total stok karbon dunia, membuat pemerintah terus bergerak mengawal bahaya perubahan iklim. Langkah utama yang dilakukan terkait hal ini yakni menjaga cadangan karbon dengan mengubah paradigma pengelolaan hutan, restorasi lahan gambut hingga rehabilitasi hutan mangrove.

Saat ini tercatat ada 16 unit manajemen yang merestorasi hutan produksi seluas 622.861 hektare. Termasuk memulihkan lahan sebesar 4,69 juta hektar yang didalamnya gambut dan mangrove.

11. Kurangi emisi

Untuk mencapai target emisi nol karbon, ada dua strategi utama yang dilakukan. Pertama mengurangi emisi karbon di sektor energi yakni meningkatkan produksi Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan mengoptimalkan sumber daya dalam negeri. Misalnya program bahan bakar nabati (PLTA, PLTS, PLTP, PLTB, PLTBm).

Kedua, meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi dengan mengurangi emisi seperti penghentian penggunaan PLTU yang masuk usia pensiun, co-firing PLTU dengan biomassa, konversi pembangkit diesel ke Energi Baru Terbarukan dan Gas Bumi, hingga pada percepataan implementasi kendaraan listrik.

12. Menuntaskan konflik agraria

Untuk membereskan mafia tanah, Presiden meminta Polri tegas memberantas para mafia tanah demi keadilan, ketenteraman ruang hidup rakyat.

Cara yang dilakukan adalah dengan pengawalan reformasi agraria dikebut. Pendekatan diubah. Pemerintah pusat dan daerah serta CSO berkoordinasi memitigasi konflik. Hasilnya, kasus puluhan tahun dituntaskan dalam tiga atau empat pertemuan.

“Banyak perkara tanah dibereskan. Di Hari Agraria 24 September 2021, 124.120 sertifikat tanah hasil redistribusi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) diserahkan. (DIN)