Artikel

KTT ASEAN; dari Blue Economy hingga Perubahan Iklim

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-38 dan 39 menghasilkan lima outcome yang meliputi berbagai sektor, mulai dari kesehatan, kesiapan menghadapi bencana, blue economy hingga climate change atau perubahan iklim.

Tahun ini, KTT diselenggarakan secara virtual di bawah Keketuaan Brunei Darussalam pada Selasa (26/10). Mengangkat tema “We care, we prepare and we prosper”, KTT direncanakan akan berlangsung hingga 28 Oktober 2021.

Duduk sebagai pemimpin KTT, Ketua ASEAN Sultan Hassanal Bolkiah dengan dihadiri oleh sembilan pemimpin negara serta Sekjen ASEAN, termasuk Presiden Joko Widodo.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan ada lima dokumen penting yang dihasilkan melalui KTT.

Berikut lima dokumen yang dihasilkan dalam KTT ASEAN:

  1. Bandar Seri Begawan Declaration on the Strategic and Holistic Initiative to Link ASEAN Responses to Emergencies and Disasters (ASEAN SHIELD).

  1. ASEAN Leaders’ Declaration on Upholding Multilateralism.

  1. Terms of Reference for the High-Level Task Force on the ASEAN Community’s Post-2025 Vision and the Roadmap.

  1. ASEAN Joint Statement on Climate Change to the 26 th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC COP-26).

  1. ASEAN Declaration on Promoting Competitiveness, Resilienceand Agility of Workers for the Future of Work.

Untuk Indonesia sendiri, Menlu mengatakan ada sejumlah hal penting yang menjadi fokus. Seperti halnya terkait perlunya peningkatan pendekatan strategis, holistik, terkoordinasi dan lintas sektoral dalam menanggapi keadaan darurat dan bencana, yang dituangkan dalam ASEAN SHIELD.

Sementara dalam hal ASEAN Leaders’ Declaration in Upholding Multilateralism, terkait penguatan kerja sama multilateral untuk mengatasi tantangan bersama. Dalam hal ini termasuk didalamnya penanganan pandemi Covid-19.

“Kepentingan Indonesia dalam pengembangan keterampilan pekerja ASEAN, khususnya peningkatan kompetensi dan produktivitas pekerja ASEAN, yang disepakati dalam ASEAN Declaration on Promoting Competitiveness, Resilience, and Agility of Workers for the Future of Work merupakan inisiatif Indonesia,” ungkap Menlu.

Di sisi lain, dalam pidatonya, Presiden Jokowi tak henti-hentinya menekankan pentingnya percepatan vaksinasi Covid-19. Pasalnya, saat ini menurut Presiden tingkat vaksinasi penuh di kawasan ASEAN masih sepuluh persen di bawah rata-rata dunia.

“ASEAN harus terus melakukan pembelian vaksin untuk anggotanya, terus memerangi diskriminasi dan politisasi vaksin, dan menyuarakan pentingnya kesetaraan akses vaksin bagi semua,” ujar Presiden dikutip Setkab.

Presiden berpendapat keberhasilan dalam bidang kesehatan akan membuka pintu kesuksesan di bidang perekonomian. ADB Outlook 2021 memperkirakan pertumbuhan ekonomi ASEAN di tahun 2022 sebesar lima persen.

“Kita harus membuktikan bahwa kita bisa mencapai lebih dari itu, dengan cara disiplin bekerjasama dan melakukan langkah bersama,” kata Presiden. (DIN)