Artikel

Libatkan Masyarakat, Ini Cara Cegah Terorisme di Indonesia

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Pemerintah terus berupaya melakukan aksi pencegahan tindakan terorisme dan radikalisme di Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan, namun peran masyarakat turut dibutuhkan dalam upaya ini.

Psikolog dan juga Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Ilham Nur Alfian mengatakan ada cara yang dapat dilakukan untuk memerangi aksi tersebut, yakni metode pengasuhan demokratis dan toleran yang bisa diterapkan secara masif.

Menurutnya, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Dimana masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil atau biasa disebut keluarga ini dapat membantu pemerintah untuk mencegah terjadinya lagi aksi terorisme dan radikalisme.

Ilham berpendapat keluarga menjadi hal penting lantaran merupakan tempat belajar pertama dan utama anak yang berkaitan dengan norma-norma sosial.

Norma-norma sosial ini utamanya dalam konteks toleransi serta pengakuan atas keberagaman di tengah masyarakat.

"Seorang anak akan banyak belajar tentang nilai-nilai kerukunan, toleransi dan pengakuan atas keberagaman melalui interaksi yang berlangsung dalam keluarga. Lewat keluarga inilah akan ditemukan role model yang akan dicontoh oleh anak,” kata Ilham dikutip Sindonews, Kamis (22/4).

Saat ini, di zaman yang mana sangat mudah mengakses segala sesuatunya melalui internet, Ilham menilai peran keluarga sebagai garda terdepan untuk membentengi anggotanya dari paham radikalisme adalah yang utama.

Pasalnya, ia melanjutkan, keluarga harus dapat menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi seorang anak untuk mendiskusikan secara terbuka informasi-informasi yang mereka terima.

"Sisi kenyamanan dan keterbukaan untuk mendiskusikan informasi yang diterima akan menjadi banteng untuk mengikis pemahaman radikalisme yang muncul akibat informasi yang keliru," sebut Ilham.

Kendati demikian, untuk menciptakan suasana tersebut, orangtua terlebih dahulu harus memiliki pemahaman keagamaan yang benar dan utuh sehingga dapat memberikan contoh praktik keagamaan yang baik untuk anak-anaknya.

"Karena jika orangtua sudah menjadi contoh yang baik dalam praktik keagamaan, anak akan dapat percaya dan tidak segan membuka topik pembicaraan tersebut,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, Ilham mengungkapkan pola pengasuhan demokratis dalam keluarga menjadi salah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya paham dan praktik radikalisme.

"Di sini orangtua akan mampu mengarahkan aktivitas, memberikan dorongan, menghargai tingkah laku, dan membimbing anak dengan kontrol yang tinggi," ungkapnya.

Dengan model pengasuhan seperti, kata Ilham, memberikan kebebasan pada anak namun tentunya dengan di bawah pengawasan orang tua sesuai yang telah disepakati bersama.

"Anak akan terhindar dari hal-hal yang intoleran dan dia akan menghargai perbedaan pendapat dan demokratis dalam bersikap serta terhindar dari pola pikir radikal, kasar, dan memaksakan kehendak," pungkas Ilham.

Seperti diketahui, aksi terorisme di Indonesia mulai terjadi pada tahun 2000. Aksi terorisme terbesar yang terjadi sejauh ini diantaranya Bom Malam Natal 2000 dan Bom Bali 2002, yang didalangi oleh Dr. Azahari dan Noordin M. Top. (DIN)