Artikel

Mantap, Vaksinasi Pelajar di Jakarta Capai 94,05 Persen

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia pelajar atau usia 12-17 tahun turut menjadi fokus pemerintah saat ini. Vaksinasi penting dikejar sebagai salah satu upaya untuk memulai kembali pembelajaran tatap muka secara langsung di sekolah.

Di Provinsi DKI Jakarta, vaksinasi bagi pelajar ini sudah mencapai angka 94,05 persen. Menurut Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja, angka tersebut setara dengan 700 ribu pelajar.

Lebih lanjut, Taga menjelaskan pelajar yang belum divaksin rata-rata karena belum mendapatkan izin dari orangtua masing-masing. Sehingga, Disdik DKI belum menjadikan sertifikat vaksinasi sebagai syarat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

"Surat vaksinasi tidak menjadi keharusan. Yang menjadi keharusan ialah surat dukungan orang tua yang mengizinkan anaknya mengikuti PTM," katanya mengutip Medcom.id, Selasa (31/8).

Sementara itu, berdasarkan data yang dilansir redaksi ArusBaik.id dari laman vaksin.kemkes.go.id, vaksinasi usia 12-17 tahun di Jakarta sudah menjangkau 801.232 orang. Dari jumlah itu, 551.371 orang di antaranya sudah menjalani vaksinasi lengkap atau dosis kedua.

Sedangkan secara nasional, vaksinasi usia pelajar di Indonesia sudah menjangkau 2.637.009 orang pelajar. Dari jumlah itu, 1.715.885 orang di antaranya sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua.

Adapun target sasaran vaksinasi usia 12-17 ini di seluruh Indonesia mencapai 26.705.490 orang.

Sekolah Tatap Muka

Pemerintah telah memberi izin bagi daerah yang berstatus level 3 dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk kembali menggelar PTM di sekolah. Di DKI Jakarta, PTM sendiri sudah dimulai pada Senin (30/8) kemarin dan melibatkan 610 sekolah dari berbagai satuan pendidikan.

Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, PTM di sekolah harus segera dilakukan untuk menghindari dampak buruk dari penyelenggaraan belajar daring yang berkepanjangan.

Setidaknya ada lima alasan mengapa PTM di sekolah harus segera dimulai. Lima alasan itu adalah menghindari learning loss, menjaga kesehatan psikologis anak, mencegah penurunan capaian belajar, meminimalisir anak putus sekolah, dan menghindari kekerasan dalam rumah tangga.

“Mengenai pembelajaran tatap muka terbatas, dari tahun kemarin, tim kami di Kemendikbudristek posisinya sudah jelas. Secepat dan seaman mungkin semua anak harus balik sekolah,” kata Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam salah satu kesempatan. (WIL)

Simak penjelasan ringkasnya berikut ini: