Artikel

Pelaku Bom Makassar Dipastikan Terkait Jaringan Teroris

 
 | Arusbaik

Tragedi bom Makassar terus mendapat sorotan publik. Kepolisian bergerak cepat untuk menemukan fakta-fakta berdasar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sejumlah fakta baru sudah dirilis ke publik, di antaranya kepastian bahwa peristiwa yang terjadi Minggu pagi (28/3) seusai ibadah misa itu adalah seuatu aksi terorisme.

Kepastian itu terungkap setelah kepolisian berhasil mengidentifikasi salah satu korban tewas, yaitu pelaku peledakan itu sendiri. Pria yang sejauh ini diberi inisial LL itu dikabarkan terkait dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), sebuah jaringan teroris yang berafiliasi dengan ISIS. Sebelumnya, JAD pernah melakukan pengeboman sebuah Katedral di Filipina, dan pengeboman 3 gereja di Surabaya pada tahun 2018.

Hanya dalam hitungan beberapa jam sejak Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror diturunkan, sejumlah fakta terungkap. Jika sebelumnya dikabarkan korban tewas hanya 1 orang, perkembangan selanjutnya mengungkap 2 orang. Keduanya adalah pelaku pengeboman itu sendiri, yang terdiri dari 1 pria dan 1 wanita bercadar.

Tentang cadar itu diketahui setelah beredar foto kedua pelaku berboncengan di sepeda motor beberapa saat sebelum pengeboman. Foto-foto itu kemudian dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes E Zulpan. Polisi sudah berhasil mengidentifikasi pelaku pria yang potongan kepalanya ditemukan di atas atap. Namun polisi masih belum bisa mengidentifikasi pelaku wanita karena tubuhnya dinyatakan hancur.

Meski sejumlah fakta sudah mulai terungkap, kepolisian tetap mengimbau masyarakat agar jangan panik dan terpancing oleh isu apapun. Presiden Jokowi juga telah mengutuk keras peristiwa itu, dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.

"Saya mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme dan radikalisme, yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebinekaan," kata Presiden Jokowi dalam siaran pers, Minggu (28/3).