Artikel

Pemerintah Tekankan Pentingnya Peran Perempuan untuk Kemajuan Indonesia

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Pemerintah menekankan pentingnya peran perempuan dalam kemajuan Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir di kesempatan terpisah.

Menhub Budi mengatakan, perempuan memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi pada 2045.

Indonesia menargetkan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia pada masa tersebut dengan pendapatan per kapita mencapai USD20.000

Namun, target itu akan sulit dicapai jika tidak didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, termasuk perempuan.

"Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu untuk Indonesia maju, Kartininya tidak memberikan komitmen, saya pikir itu tidak mudah untuk dilakukan," kata Menteri Budi dalam webinar Kagama, dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/4).

Pemerintah, lanjut Menteri Budi, terus bergerak memperbaiki infrastruktur meski mengeluarkan biaya yang mahal dan tidak mudah. Tetapi, katanya lagi, kualitas SDM harus terus ditingkatkan untuk mewujudkannya.

"Kartini-kartini mempunyai peran untuk bisa meningkatkan SDM, sektor keuangan juga demikian," sambungnya.

Menurut Bank Indonesia (BI), lebih dari 60 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Ini membuktikan peran penting perempuan dalam menggerakkan perekonomian dan mewujudkan Indonesia maju 2045.

"Usaha mereka itu pengelolaannya andal, mengagumkan, mereka tidak ada bos, mengerjakan sendiri, dan menghasilkan. Ini penting karena suatu langkah masif. Katakanlah kecil, tapi menjadi pemain-pemain penting secara kolektif bisa berkontribusi untuk Indonesia maju 2045," ungkap Menteri Budi.

Di kesempatan berbeda, Menteri BUMN Erick Thohir juga mengungkap peran penting perempuan. Ia membuktikannya dengan menargetkan kepemimpinan perempuan di jajaran direksi BUMN mencapai 15 persen di tahun ini.

“Sama juga ketika kita bicara kepemimpinan perempuan yang sekarang masih 11 persen, dan di tahun ini saya minta bisa mencapai 15 persen, dan tahun 2023 menjadi 20 persen untuk kepemimpinan perempuan,” ujarnya, seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu (21/4).

Menteri Erick mengatakan hal ini saat konferensi pers kick off Forum Human Capital Indonesia.

Menurutnya, transformasi di BUMN tidak akan berjalan jika tidak ada transformasi human capital. Menurutnya, human capital menjadi kunci penting untuk terjadinya perubahan besar-besaran, pola pikir, dan akhlak.

Ia menambahkan, training leadership tidak bisa digeneralisasi, sama halnya dengan kepemimpinan perempuan.

Seperti diketahui, perempuan-perempuan kuat tidak hanya aktif secara ekonomi tetapi juga sebagai ibu rumah tangga yang tidak kalah penting dalam mendidik anak-anaknya.

“Inilah balance yang saya rasa leadership ini juga training-training-nya harus berubah. Belum lagi training CEO, sekarang kita sudah eranya benchmarking. CEO BUMN harus juga bersaing dengan CEO global, harus ada benchmarking bisnis model,” katanya.

Menteri BUMN Erick menegaskan, tidak mungkin terjadi transformasi di BUMN jika tidak ada transformasi human capital-nya. Hal ini membuat hubungan sangat erat antara kementerian dan komunitas atau insan BUMN menjadi suatu keharusan.

“Tetapi mempunyai maps yang jelas dan ekosistem yang akan dibangun secara baik dan transparan,” katanya. (ACD)