Artikel

Pemulihan Ekonomi Indonesia Sudah “On the Track”

 
 | Arusbaik

Arusbaik.id - Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digulirkan pemerintah sangat efektif dalam menahan laju kontraksi ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Pemerintah pun tetap berkomitmen untuk menyeimbangkan antara penanganan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi. Pemerintah melalui berbagai kebijakan terus mengupayakan agar laju penyebaran virus bisa ditekan sehingga kesehatan dan perekonomian kita dapat pulih kembali. 

“Keduanya menjadi prioritas. Banyak hal yang dilakukan dalam menyeimbangkan antara ngerem pandemi dan ngegas untuk ekonomi. Inilah yang dipelajari dan dilakukan untuk menyesuaikan kebijakan dengan dinamika yang ada," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Rakornas Penanganan Bencana Tahun 2021 yang diselenggarakan BNPB (9/3).

Seperti kita ketahui, pandemi Covid-19 menyebabkan pertumbuhan ekonomi di hampir semua negara merosot ke area negatif. Tak terkecuali pertumbuhan ekonomi Indonesia yang anjlok dari kisaran 5 persen pada 2019 menjadi minus 2 persen pada 2020. Namun, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa kondisi kontraksi ekonomi Indonesia tidak sedalam negara lain. 

“Kita hanya di bawah Tiongkok, Taiwan, India dan Singapura,” kata Airlangga yang juga menjabat Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN). Airlangga mengungkapkan, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digulirkan pemerintah sangat efektif dalam menahan laju kontraksi ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Total anggaran yang dikucurkan pada 2020 sebesar Rp579,78 triliun.

Airlangga pun menilai tren perekonomian nasional saat ini mulai menunjukkan perbaikan. Ekonomi  Indonesia yang didominasi oleh konsumsi domestik menunjukkan tren yang meningkat. Aktivitas manufaktur masih berada pada level ekspansif 50,9 pada Februari 2021, sementara indeks kepercayaan konsumen juga terus membaik. Permintaan Kredit Usaha Rakyat terus meningkat. 

“Ini mencerminkan pulihnya tingkat kepercayaan publik. Di saat yang sama, realisasi investasi juga meningkat, mencerminkan persepsi positif investor,” kata Airlangga kepada media. Indikator lainnya juga menunjukkan perbaikan, seperti penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar Rupiah, kenaikan harga komoditas, dan surplus neraca perdagangan yang mencapai USD21,74 miliar pada 2020 atau tertinggi sejak tahun 2011.

“Berdasarkan perkembangan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur yang tepat. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang mampu menurunkan angka kematian dan pada saat yang sama juga mempertahankan kinerja ekonomi yang relatif baik,” tegas Airlangga.