Artikel

Presiden ke Para Rektor: Lahirkan Mahasiswa Merdeka dan Unggul

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Presiden Joko Widodo mendorong perguruan tinggi agar dapat melahirkan mahasiswa yang unggul dan utuh sehingga memiliki jasmani dan rohani yang sehat, serta budi pekerti dan visi kebangsaan yang baik.

Hal itu disampaikan Presiden saat memberi sambutan dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta, Senin (13/9).

Meski demikian, Presiden menyadari tugas itu bukan ringan bagi perguruan tinggi. Untuk itu, Presiden mengingatkan rektor dan jajarannya bukan hanya bertugas mendidik dalam kampus saja. Tapi juga di luar kampus.

"Di dalam kampus dididik mengenai budi pekerti, di luar kampus enggak ada yang mendidik, jadi pecandu narkoba. Nah, untuk apa kita kalau enggak bisa menjangkau ke sana? Di dalam kampus dididik mengenai Pancasila, kebangsaan, tapi di luar kampus ada yang mendidik mahasiswa kita jadi ekstremis garis keras, jadi radikalis garis keras, lha untuk apa?," kata Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga merefleksikan saat dirinya menjadi mahasiswa di UGM. Menurutnya, saat itu banyak mahasiswa yang terkena penyakit secara bersamaan karena kebersihan warung makan tidak terjamin.

Hal itu, kata Presiden, menjadi salah satu contoh di mana institusi pendidikan hanya memberikan pengajaran di dalam kampus saja dan membiarkan anak didiknya setelah keluar kampus.

Selain memastikan keunggulan mahasiswa secara jasmani dan rohani, Presiden juga meminta perguruan tinggi agar memfasilitas perkembangan talenta para mahasiswanya.

Perguran tinggi, kata Presiden juga harus mengubah pola lama agar dapat mengatasi perubahan dunia, dan menjawab tantangan revolusi industri, disrupsi teknologi, dan pandemi yang mewabah.

Mahasiswa, kata Presiden, jangan hanya dipagari dengan banyaknya program studi di fakultas.

"Karena kita ingat, pilihan studi jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta. Dan ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah," ucap Presiden.

Perkembangan zaman, lanjut Presiden memungkinkan seseorang berkarir di bidang yang berbeda dengan disiplin ilmunya. Dalam hal ini, Presiden menyebut sosok Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Diketahui, Menkes Budi bukan dari bidang kesehatan, melainkan seorang insinyur teknik fisika nuklir.

"Kemudian beliau menjadi Bankir. Tapi nyatanya juga bisa melesat sampai menduduki tangga paling puncak (sebagai) Direktur Utama Bank Mandiri. Melompat lagi jadi Menteri Kesehatan,” kata Presiden.

Presiden mengingatkan, saat ini bangsa sedang berada pada transisi perubahan besar dunia yang harus diantisipasi bersama. Untuk itu, mahasiswa harus memahami banyak hal untuk mengatasi perubahan yang terjadi.

"Mahasiswa harus paham semuanya, paham matematika, paham statistika, paham ilmu komputer, paham bahasa. Dan bahasa itu bukan bahasa Inggris saja, tapi juga bahasa coding," ujar Presiden. (WIL)