Artikel

Presiden Kirim 20 Ribu Paket Sembako Tambahan untuk Korban Banjir Kalbar

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Presiden Joko Widodo mengirimkan sebanyak 20 ribu paket sembako tambahan untuk meringankan beban masyarakat korban banjir di Provinsi Kalimantan Barat. Ribuan paket ini didistribusikan oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji pada Sabtu (20/11).

Sebelumnya, Presiden juga sudah mengirimkan 5 ribu paket sembako. Ribuan paket ini ditujukan kepada warga masyarakat korban banjir di Kabupaten Sintang.

Namun demikian, Sutarmidji menyebutkan bahwa banjir tidak hanya melanda Kabupaten Sintang saja. Beberapa kabupaten di sekitarnya juga mengalami banjir serupa. Sehingga, saat itu Sutarmidji berharap Presiden bisa memberikan bantuan sembako yang lebih banyak lagi.

"Alhamdulillah, hari ini Presiden memberikan tambahan bantuan sebanyak 20.000 paket sembako,” katanya mengutip laporan Warta Pontianak, Senin (22/11).

Sutarmidji merinci, kabupaten lain yang juga dilanda banjir antara lain Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau dan Sanggau. Nantinya, masing-masing Kabupaten akan mendapatkan 3 ribu paket sembako dari bantuan Presiden ini.

Sutarmidji berharap, bantuan ini bisa sedikit meringankan beban masyarakat korban banjir. Ia juga meminta pemerintah daerah bisa mendata warganya yang sangat terdampak sehingga bantuan bisa tepat sasaran.

Komitmen Presiden Atasi Banjir Sintang

Sebelumnya Presiden Jokowi juga sudah menyampaikan komitmennya untuk mengatasi banjir Sintang ini.

Upaya yang akan dilakukan adalah memperbaiki daerah tangkapan hujan atau catchment area yang rusak hingga menyebabkan Sungai Kapuas meluber.

Orang nomor satu di Indonesia ini menyebut banjir di Sintang terjadi akibat kerusakan pada daerah tangkapan hujan dimana catchment area ini sudah berusia sangat tua.

"Itu kan memang karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun," kata Presiden usai peresmian Jalan Tol Serang-Panimbang seksi 1 dikutip laman resmi setkab.

Oleh sebab itu, Presiden menjelaskan yang harus dilakukan adalah menghentikannya karena permasalahan utama ada di catchment area.

"Harus kita hentikan karena memang masalah utamanya ada di situ sehingga Kapuas itu meluber karena daerah tangkapan hujannya rusak, itu yang lagi ingin kita perbaiki,” jelasnya.

Sebagai solusi untuk memperbaiki daerah tangkapan hujan tersebut, pemerintah akan membangun persemaian atau nursery yang diiringi dengan peng hijauan. (WIL)