Artikel

Presiden Komitmen Atasi Banjir Sintang, Begini Caranya

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Presiden Joko Widodo akan memperbaiki daerah tangkapan hujan atau catchment area yang rusak hingga menyebabkan Sungai Kapuas meluber.

Hal ini diungkapkan Presiden terkait bencana banjir yang melanda Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.

Orang nomor satu di Indonesia ini menyebut banjir di Sintang terjadi akibat kerusakan pada daerah tangkapan hujan dimana catchment area ini sudah berusia sangat tua.

"Itu kan memang karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun," kata Presiden usai peresmian Jalan Tol Serang-Panimbang seksi 1 dikutip laman resmi setkab.

Oleh sebab itu, Presiden menjelaskan yang harus dilakukan adalah menghentikannya karena permasalahan utama ada di catchment area.

"Harus kita hentikan karena memang masalah utamanya ada di situ sehingga Kapuas itu meluber karena daerah tangkapan hujannya rusak, itu yang lagi ingin kita perbaiki,” jelasnya.

Sebagai solusi untuk memperbaiki daerah tangkapan hujan tersebut, pemerintah akan membangun persemaian atau nursery yang diiringi dengan penghijauan

Penghijauan dilakukan baik di daerah-daerah hulu maupun di daerah-daerah tangkapan hujan itu sendiri.

“Memang harus diperbaiki karena kerusakannya memang ada di situ. Kedua, ada hujan yang lebih ekstrem dari biasanya,” ucap Presiden.

Terkait hal ini, Presiden langsung memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk segera mengatasi banjir di Sintang.

Terpisah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti perintah dari Kepala Negara.

Basuki mengungkap langkah yang akan diambil pihaknya untuk menangani hal ini.

“Tentang rehabilitasi lahan seperti yang disampaikan Presiden, ke depan kita perlu betul-betul melaksanakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta melaksanakan penegakan hukum yang tegas untuk berbagai kemungkinan pelanggaran atas tata ruang, termasuk ruang-ruang terbuka untuk air,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyebutkan sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya banjir Sintang.

Salah satunya adalah curah hujan lebat sejak akhir Oktober sampai awal November 2021 yang secara kumulatif sebesar 294 milimeter menghasilkan debit banjir sebesar 15.877,12 meter kubik per detik.

Jumlah tersebut melebihi kapasitas tampung sungai-sungai sebesar 12.279,80 meter kubik per detik, sehingga terjadi luapan dengan debit yang sangat besar, yaitu 3.597,32 meter kubik per detik.

Karenanya, ke depan, Siti berujar harus direncanakan dengan matang pola permukiman yang lebih ramah lingkungan.

"Serta menggunakan kearifan lokal yang lebih aman dari banjir, seperti rumah panggung,” ujar Siti.

Seperti diketahui, akibat banjir Sintang, ribuan jiwa terpaksa mengungsi. Pos pengungsian pun telah dioperasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat yang tersebar di sejumlah titik. (DIN)