Artikel

Punya Kawasan Industri Hijau di Kaltara, Indonesia Siap Mulai Transformasi Ekonomi

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Indonesia akan memulai transformasi ekonomi melalui hilirisasi industrialisasi bahan mentah dan pemanfaatan energi hijau. Hal itu dibuktikan dengan peresmian pembangunan (groundbreaking) Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kalimantan Utara, Selasa (21/12). 

Menurut Presiden Joko Widodo,  groundbreaking Kawasan Industri Hijau Indonesia ini menjadi awal dimulainya transformasi ekonomi di Tanah Air.

“Ini betul-betul suatu lompatan transformasi ekonomi Indonesia dan dimulai dari sini, sehingga kita bisa mengelola sumber daya alam kita dari hulu sampai ke hilir,” katanya mengutip siaran pers Biro Setpres, Rabu (22/12).

Keberadaan kawasan industri tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, seperti terbukanya lapangan pekerjaan baru yang juga dapat berkontribusi besar terhadap pendapatan negara.

Masih kata Presiden, pendapatan kepada negara dalam bentuk  pajak ataupun nonpajak sehingga akan memperbaiki neraca transaksi berjalan. 

“Nanti kalau ekspor neraca perdagangan kita yang sudah bertahun-tahun kita tidak bisa menyelesaikan, dan tentu saja devisa akan masuk banyak kepada negara kita,” tuturnya.

Presiden menjelaskan manfaat dari kawasan industri tersebut akan dirasakan secara rill pada 5 sampai 10 tahun yang akan datang. Oleh karena itu, sumber daya manusia dengan kualifikasi yang baik perlu dipersiapkan guna mendukung kawasan industri tersebut secara optimal.

Bahkan, lanjut Presiden, kawasan ini sudah memberikan manfaat sejak awal pembangunan. Pasalnya masa konstruksi kawasan ini akan menyerap 100 ribu tenaga kerja. Angka itu belum termasuk turunan dari produk yang dihasilkan, yang diperkirakan melibatkan 60 ribu tenaga kerja.

“Perkiraan saya lebih dari 200 ribu (tenaga kerja) plus anak cucu keturunan dari produk-produk yang dihasilkan,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapreasiasi kawasan industri yang akan menggunakan teknologi-teknologi mutakhir dalam operasionalnya. Hal tersebut tidak terlepas dari kerja sama Indonesia dengan sejumlah investor dalam negeri dan luar negeri, seperti Cina dan Uni Emirat Arab.

"Ini kerjasama besar antara Indonesia, investor Indonesia, investor dari Cina, investor dari Uni Emirat Arab semuanya akan bergabung dan ini kita harapkan akan menjadi kawasan industri terbesar di dunia, bukan Kalimantan Utara, bukan Indonesia, tapi dunia karena menyangkut lahan sampai detik ini 16.400 hektar dan targetnya adalah 30 ribu hektar," ucap Preisden.

Presiden berpesan kepada jajaran terkait untuk mengawal dengan baik pembangunan kawasan ini agar menjadi kawasan yang kondusif dan aman bagi para investor.

Sedangkan terkait perizinan, Presiden telah menginstruksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengawal dan mempercepat proses perizinan sehingga tidak timbul permasalahan sekecil apapun.

Adapun Kawasan Industri Hijau Indonesia ini berlokasi di Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Turut hadir dalam kegiatan groundbreaking tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita,

Kemudian Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, dan Bupati Bulungan Syarwani. (wil)