Tanpa Acara Khusus, Presiden Habiskan Malam Pergantian Tahun di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo dipastikan tidak menghadiri atau menyelenggarakan acara khusus untuk mengisi malam pergantian tahun.
Presiden JokowiArusBaik.id – Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN Plus Three yang disiarkan secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, (27/10).
Dalam pidatonya, orang nomor satu di Indonesia ini mengungkap tiga poin yang menjadi fokus ASEAN Plus Three (APT) di bidang kesehatan.
Tiga hal tersebut merupakan hal yang penting karena terkait investasi jangka panjang agar kawasan lebih siap menghadapi pandemi berikutnya.
Berdasarkan siaran pers yang diterima dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, berikut tiga hal yang menjadi fokus ASEAN Plus Three (APT) dalam pembangunan ketahanan kesehatan.
1. Peningkatan kapasitas layanan kesehatan nasional
Presiden mengatakan hal ini merupakan dasar mutlak sebagai garis pertahanan pertama dalam menghadapi pandemi.
Menurutnya, kesehatan nasional dapat menjadi fondasi ketahanan kesehatan kawasan. Oleh karenanya, sistem jaminan kesehatan nasional juga harus terus diperkuat, utamanya akses bagi kelompok marginal.
“Perbaikan strategi penanganan pandemi nasional perlu dilakukan, termasuk bekerja sama dengan WHO Country and Regional Office,” ujar Presiden.
2. Kebutuhan medis harus bisa terpenuhi
Presiden mengungkapkan cara yang dapat dilakukan agar kebutuhan medis bisa terpenuhi adalah dengan mulai membangun cadangan kebutuhan medis di kawasan.
Ia berujar ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies dapat dikembangkan menjadi inventory buffer kebutuhan medis kawasan.
3. Kapasitas produksi
Dalam hal kapasitas produksi, Presiden menjelaskan bahwa hal tersebut harus diperkuat melalui dukungan investasi, transfer teknologi, dan akses bahan baku produksi, terlebih dalam kondisi pandemi seperti saat ini.
"Dalam situasi pandemi, dibutuhkan pendanaan kesehatan kawasan. ASEAN COVID-19 Response Fund dapat diperkuat menjadi ASEAN Emergency Health Fund,” jelasnya.
Oleh karenanya, untuk menyelaraskan ketiga fokus ini diperlukan penguatan koordinasi untuk setiap kebijakannya dalam menghadapi pandemi akibat Covid-19.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan penanganan yang terkoordinasi tentu akan memberikan dampak yang lebih besar.
“Kita juga perlu mengembangkan mekanisme distribusi kebutuhan medis secara cepat dan merata di kawasan pada saat darurat. Untuk itu, ASEAN Emergency Operation Centre Network for Public Health harus dimanfaatkan secara maksimal,” tandas Presiden Jokowi.