Artikel

Soal Impor Beras, Ombudsman RI Pantau Stok Beras Nasional

 
 | ArusBaik

Soal Impor Beras, Ombudsman RI Pantau Stok Beras Nasional

Rencana pemerintah untuk impor beras sebanyak 1 juta ton menuai polemik dan mendorong Ombudsman RI untuk melakukan pemantauan stok beras di gudang Bulog.

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan, pemantauan itu perlu dilakukan untuk memastikan jumlah ketersediaan beras di tingkat nasional.

Selain itu, pemantauan juga dilakukan  untuk memastikan apakah arahan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang mengatakan jumlah stok beras nasional tidak boleh di bawah 1 juta ton, sudah dilaksanakan.

“Kalau ada kekhawatiran terkait jumlah stok beras, tentu kami perlu dalami. Namun, berdasarkan data, pada tahun 2018 kalau tidak salah bulan Maret, stok beras kita sekitar 600 ribuan ton, bahkan pernah hanya 400 ribuan ton dan tidak masalah,” ujar Yeka seperti dikutip Republika.

Meski demikian, Yeka menyebut beras yang diserap Bulog saat ini mengendap lama, berasal dari pengadaan 2019-2020, sehingga akan mengalami turun mutu. Jumlahnya antara 300 ribu hingga 400 ribu ton.

"Ada 300-400 ribu ton beras turun mutu. Bila setengahnya saja tidak layak konsumsi, kerugian negara bisa mencapai Rp1,25 triliun. Siapa yang mesti bertanggung jawab?" ujar Yeka seperti dikutip CNNIndonesia.

Berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan, Ombudsman mengungkapkan, pada 14 Maret 2021 stok beras di Bulog 883,585 ton, dan 23.708 ton di antaranya termasuk kategori beras komersial. selebihnya merupakan cadangan beras pemerintah (CBC).

Dari stok CBP, sekitar 400.000 ton beras berpotensi turun mutu. Karena itu, didapat angka 500.000 ton beras yang layak konsumsi, atau sekitar 20% dari kebutuhan beras setiap bulan  sekitar 2,5 juta ton.