Artikel

Sopir Kontainer Keluhkan Pungli, Presiden Langsung Telepon Kapolri

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Belasan sopir kontainer mengeluhkan soal pungutan liar (pungli) dan premanisme saat melakukan bongkat muat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mendengar keluhan ini, Presiden segera menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindak tegas aksi premanisme tersebut

"Pagi hari ini saya senang bisa bertemu dengan Bapak-Bapak semuanya. Saya mendapatkan keluhan yang saya lihat dari media sosial, terutama driver banyak yang mengeluh karena urusan bongkar muat," kata Presiden dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis (10/6).

Kepala Negara sengaja menyempatkan diri bertemu para sopir kontainer untuk mendengar langsung keluhan yang mereka alami, terutama soal pungutan liar (pungli). Presiden berpandangan bahwa seharusnya para sopir kontainer merasa nyaman saat bekerja, terutama di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19.

"Driver mestinya merasa nyaman semuanya. Jangan sampai ada yang mengeluh karena banyaknya pungutan. Itu yang mau saya kejar, kalau ada. Silakan," ungkapnya.

Agung Kurniawan, seorang sopir kontainer menyampaikan keluh kesahnya selama menjadi sopir kontainer. Dia menjelaskan bahwa para sopir kontainer kerap menjadi sasaran tindak premanisme.

"Begitu keadaan macet, itu di depannya ada yang dinaiki mobilnya, naik ke atas mobil bawa celurit atau nodong begitu, itu enggak ada yang berani menolong, Pak. Padahal itu depan, belakang, samping kanan, itu kendaraan semua, dan itu orang semua, dan itu sangat memprihatinkan," ujar Agung.

Hal ini diamini oleh rekannya sesama sopir kontainer, Abdul Hakim, yang menyebut bahwa kemacetan merupakan penyebab para preman bisa leluasa menjalankan aksinya.

Selain soal premanisme, Abdul Hakim juga menceritakan soal banyaknya pungutan liar di sejumlah depo. Depo sendiri adalah tempat meletakkan kontainer yang sudah dipakai atau mengambil kontainer yang akan dipakai shipping line. Menurutnya, para karyawan depo sering meminta imbalan berupa uang tip agar laporannya bisa diproses segera.

"(Mereka) itu meminta imbalan lah, kalau enggak dikasih kadang diperlambat. Itu memang benar-benar, seperti Fortune, Dwipa, hampir semua depo rata-rata. Jadi contoh, Pak. Kita kan bawa kontainer nih, kosongan lah atau pun mau ambil (dalam keadaan) kosongan. Nah, kita laporan, kan. Diambillah. Itu harus ada uang tip, ia bilang 'Boleh, ya?' atau lima ribu. Paling kadang-kadang lima belas ribu, ada yang dua puluh ribu. Itu, kalau enggak dikasih, ya masih dikerjakan cuma diperlambat. Alasannya, 'Yang sana dulu, yang ada duitnya' katakan saya begitu, tapi kalau mereka itu enggak mau ngomong. Jadi begitu kira-kira, Pak pungli di dalam depo itu," ujar Abdul.

Mendengar cerita para sopir kontainer, Presiden lantas memanggil ajudannya, dan meminta untuk dihubungkan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui telepon.

Di depan para sopir kontainer itu, Kepala Negara menyampaikan keluhan terkait pungutan liar di Fortune, di NPCT 1, dan di Depo Dwipa. Selanjutnya Presiden juga menyampaikan keluhan para driver yang sering dipalak preman-preman. Mendengar keluhan yang disampaikan Presiden, Kapolri menyatakan siap menyelesaikan masalah yang dihadapi para sopir kontainer tersebut.

"Perintahnya ke Kapolri biar semuanya jelas dan bisa diselesaikan di lapangan. Nanti akan saya ikuti proses ini. Kalau keluhan-keluhan seperti itu tidak diselesaikan, sudah pendapatannya sedikit, masih kena preman, masih kena pungli, itu yang saya baca di status-status di media sosial. Keluhan-keluhan seperti itu memang harus kita selesaikan dan diperhatikan," tandasnya.

Sebelumnya, sebuah cuitan berisi video curhat seorang sopir kontainer sempat viral di Twitter. Dalam video yang diunggah ulang oleh akun @ferry_kdg di Twitter itu, sopir minta perhatian ke Presiden Jokowi untuk menertibkan tiga depo yaitu Fortune, Dwipa dan New Priok Container Terminal One (NCPT 1) yang kerap melakukan pungli. Narasi video ini telah dicuit ulang sebanyak 4.165 kali dan disukai 8.846 kali itu. (CHE)