Artikel

Sudah Biasa, Nama Tokoh Asing Jadi Nama Jalan

 
 | Arusbaik

Ternyata banyak tokoh Indonesia yang namanya diabadilan menjadi nama jalan di negeri orang. Sebaliknya, banyak tokoh-tokoh dari negara lain yang  namanya diabadikan menjadi nama jalan di berbagai daerah di Indonesia.

Pertimbangannya beragam, mulai dari simbol persahabatan, sampai upaya untuk menunjukkan penghargaan dan rasa kagum pada pemikiran, keberanian, atau jasa lain yang sudah dilakukan tokoh yang namanya diabadikan sebagai nama jalan.

November tahun lalu, Nama Presiden Joko Widodo diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Sebelum Jokowi, ada beberapa tokoh Indonesia lain yang  namanya sudah menghiasi beberapa ruas jalan di berbagai negara. 

Nama Presiden Soekarno diambil untuk menamai salah satu jalan utama di Maroko. Nama Wakil presiden Moh Hatta juga diabadikan di salah satu jalan di Belanda dengan sebutan Mohammed Hatta Straat.

Di ‘Negeri Kincir Angin’ itu juga ada jalan yang menyandang nama RA Kartini, tepatnya di Amsterdam, Utrech, dan Kota Venlo. Tokoh intelektual Indonesia Sultah Sjahrir, namanya juga diabadikan di beberapa ruas jalan di Belanda.

Masih di negeri yang sama, ada jalan yang menyandang nama Pattimura dengan penulisan Pattimurastraat. Tokoh pejuang HAM, Munir juga diabadikan di salah satu jalan di Den Haag dengan penulisan jalan Munirpad.

Sebaliknya, di Indonesia banyak tokoh-tokoh asing yang namanya juga diabadikan menjadi nama jalan. Di Medan ada jalan P.J. Nehru, perdana menteri India yang mendirikan gerakan negara-negara non-blok bersama Presiden Soekarno.

Hari Ini, Senen (12/4), jalan tol layang Jakarta-Cikampek juga telah diberi nama baru, Mohamed Bin Zayed (MBZ), diambil dari nama putra mahkota Abu Dhabi yang banyak berperan dalam investasi di Indonesia terutama untuk infrastruktur.