Artikel

Tegas Impor Beras, Menteri Perdagangan Siap Mundur

 
 | Arusbaik

Kebijakan impor beras 1 juta ton menuai reaksi keras. Tapi pemerintah tetap bersikeras dengan kebijakan yang punya alasan tegas. Menurut Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, impor beras terpaksa dilakukan karena pasokan beras di Bulog memang terkuras.

Saat ini, hanya ada sekitar 800 ribu ton stok beras cadangan Bulog. Itu pun sekitar 300 ribu ton di antaranya adalah hasil impor tahun 2018 yang mutunya berpotensi menurun. Jika beras sisa impor tidak dihitung, Bulog hanya punya sekitar 500 ribu ton saja.

“Ini merupakan stok beras terendah sepanjang sejarah [Bulog],” kata Lutfi pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR Senin (22/3). Ia juga mengatakan, penyerapan gabah setara beras baru mencapai 85.000 ton dari perkiraan yang seharusnya mendekati 500.000 ton.

Bulog setidaknya harus mengeluarkan beras sebanyak 80.000 ton per bulan atau 1 juta ton per tahun. Sehingga stok cadangan beras perlu dijaga di kisaran 1 juta hingga 1,5 juta ton. Karena itu pemerintah terpaksa impor 1 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan.

Karena kebijakannya itu, Lutfi bersedia mundur jika memang terbukti salah. “Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah," kata Lutfi. Ia juga mengatakan, opsi impor beras itu sudah diputuskan sebelum dia menjadi menteri.

"Jadi kalau memang ternyata penyerapan Bulog bagus, kita tidak perlu impor. Ada tahun-tahun kita tidak perlu impor, seperti di 2019 dan 2020," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3).