Artikel

Tenang, Indonesia Bebas dari Vaksin Palsu

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Kondisi pandemi Covid-19 ternyata dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab seperti membuat vaksin palsu.

Setidaknya 2.500 orang di India menjadi korban vaksin Covid-19 palsu di tengah upaya negara tersebut meningkatkan vaksinasi akibat tsunami Covid yang sangat mematikan pada bulan April dan Mei lalu.

Pihak kepolisian India menyebutkan sekitar 2000 warga di Mumbai telah disuntik vaksin yang ternyata berisi larutan garam. Sedangkan 500 korban vaksin palsu lainnya di Kolkata merupakan penyandang disabilitas.

“10 orang yang diduga pelaku vaksin palsu telah ditangkap, termasuk duadokter yang berpraktik di rumah sakit swasta di Mumbai,” kata polisi dikutip dari BBC Indonesia, Senin (28/6).

Mirip dengan India, Thailand juga mengalami kasus sejenis. Seorang oknum dokter militer Thailand ditangkap karena menyebarkan vaksin palsu. Dokter itu meminta imbalan pada para tentara sebanyak 170.000 bath atau sekitar Rp80 juta. Para tentara yang menerima vaksin palsu tersebut adalah mereka yang bertugas di pos Sudan Selatan.

Sementara itu, pemerintah China berhasil membongkar sindikat pembuat vaksin Covid-19 palsu yang telah beraksi sejak September 2020 lalu.

Jaringan ini telah memproduksi lebih dari 3.000 dosis vaksin Covid-19. Pelakunya yang telah meraup keuntungan menjual vaksin palsu lebih dari Rp 200 jutaan kini telah ditangkap aparat kepolisian China.

Pihak Kepolisian Afrika Selatan juga berhasil menyita 2.400 vaksin palsu Covid-19 yang ditemukan di sebuah gudang di Germiston, Gauten, Afrika Selatan.

Organisasi antar pemerintah Interpol memberi peringatan kepada masyarakat dunia terkait jaringan kriminal yang menciptakan vaksin palsu.

Sekretaris Jenderal Interpol Jurgen Stock menyebutkan para penjahat menargetkan distribusi vaksin Covid-19 palsu baik secara online maupun offline. Belum lama ini, interpol berhasil membongkar jaringan sindikat vaksin palsu di China dan Afrika Selatan.

“Interpol terus memberikan dukungan penuh kepada otoritas nasional yang bekerja untuk melindungi kesehatan dan keselamatan warganya," kata Stock dikutip dari Kompas.com Senin (28/6).

Di Indonesia sendiri, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan hingga saat ini tidak ada sindikat vaksin palsu di Indonesia.

"Sampai saat ini, sindikat semacam itu tidak ditemukan di Indonesia. Semua pengadaan vaksin dilakukan melalui skema G to G (government to government) sehingga terjamin keaslian vaksinnya," kata Wiku.

Meski begitu, menurutnya pemerintah terus memantau masalah pemalsuan vaksin.

Selain itu pemerintah terus berkoordinasi dengan perusahaan yang melakukan pengadaan vaksin lain dalam skema gotong royong. Hal ini untuk memastikan keaslian vaksin yang diadakan perusahaan tersebut.

Vaksin yang diadakan perusahaan, dijelaskannya, harus mendapatkan Emergency Use of Authorization (EUA) atau Distribution License Number dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM). (CHE)

Simak penjelasan ringkasnya berikut ini: