Artikel

Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral, Wujudkan Harmonisasi Umat Beragama

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah merampungkan terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.

Terowongan bawah tanah ini nantinya akan berfungsi sebagai jembatan penyeberangan. Pembangunan terowongan silaturahmi ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden.

Berawal dari kunjungan Presiden Joko Widodo meninjau renovasi Masjid Istiqlal. Presiden menyarankan pembangunan sebuah terowongan antara masjid dan gereja sebagai simbol kebhinekaan.

“Ada usulan untuk membuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Gereja Katedral, sudah saya setujui. Sehingga ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi. Terowongan bawah tanah, sehingga tidak menyeberang jalan,” kata Presiden mengutip Kompas.com, Selasa(1/6)

Terowongan Silaturahmi itu tak hanya berfungsi sebagai simbol kerukunan antarumat, tetapi juga sebagai fasilitas untuk memudahkan jemaah.

Wakil Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah mengungkapkan, selama ini banyak jemaah Gereja Katedral yang memarkirkan kendaraan di Masjid Istiqlal saat ibadah karena fasilitas parkiran di Gereja Katedral terbatas.

Menurutnya, dengan adanya terowongan ini bisa memudahkan jemaah dari Gereja Katedral agar tak perlu lagi menyebrang jalan.

"Selama ini untuk menyebrang kan susah. Apalagi untuk yang sudah tua. Jadi nanti parkir di basemen Istiqlal, mereka keluar mobil tinggal jalan masuk terowongan," katanya.

Proyek terowongan silaturahmi ini dimulai sejak 15 Desember 2020 dan ditargetkan selesai pada 13 Juni 2021. Terowongan ini memiliki panjang 33,8 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,5 meter dengan total luas terowongan 339,97 meter persegi.

Demi memastikan keamanan struktur gereja, jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Gereja Katedral dibuat sepanjang 32 meter.

Sementara, jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter.

Desain terowongan bawah tanah dipilih karena mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan.

Arsitektur terowongan memberi sentuhan gaya modern, tetapi tidak menghilangkan ciri khas Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan bangunan cagar budaya.

Eksteriornya pun menggunakan material transparan sehingga menghalangi pemandangan masjid dan gereja.

Sedangkan, konsep interiornya berupa desain pilar berulang menggunakan material marmer serta dilengkapi dengan railing sebagai simbol jabat tangan.

Dekorasi lainnya berupa diorama elektronik dan relief. Konten diorama digital ini bisa diubah sesuai tema yang diangkat.Akan tetapi, diorama ini akan dipenuhi cerita dan gambaran hubungan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Pada masing-masing pintu masuk, terdapat berbagai kutipan mengenai pentingnya kerukunan, baik dari sisi agama Islam maupun Katolik. Begitu pula dengan lukisan-lukisan di sepanjang dinding terowongan, menyimbolkan kerukunan umat beragama. (CHE)