Artikel

Toleransi Jadi Kunci Moderasi Beragama, Kata Presiden Jokowi

 
 | Arusbaik

Presiden Joko Widodo mengajak seluruh keluarga besar Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) untuk berkomitmen menyuarakan dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan sosial dan keagamaan di Indonesia.

“Perbedaan hendaknya tidak menjadi penghalang. Organisasi keagamaan harus punya komitmen kebangsaan yang kuat, mengedepankan penerimaan prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi kita, menjunjung tinggi ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, serta tata kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) IX LDII secara virtual hari ini (7/3).

Toleransi tutur Jokowi, merupakan bagian penting dari moderasi beragama. Praktik-praktik keagamaan yang eksklusif dan tertutup harus dihindari, karena akan memicu penolakan dan akan menimbulkan pertentangan.

Presiden juga menekankan pentingnya organisasi keagamaan untuk memegang prinsip antikekerasan dan menolak tindakan yang menggunakan cara-cara kekerasan baik fisik maupun verbal dalam aktivitasnya.

Pemerintah, katanya, akan bersikap tegas terhadap segala bentuk intoleransi yang bisa merusak sendi kebangsaan.

“Organisasi keagamaan di Indonesia harus meningkatkan moderasi beragama yang mendukung persatuan kita.  Organisasi keagamaan harus menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat bineka, ramah dan terbuka terhadap keberagaman tradisi yang merupakan warisan leluhur kita," tegas Presiden.

Pemerintah berkomitmen untuk selalu mendorong dan meneguhkan moderasi beragama dalam kehidupan dan keseharian masyarakat. Moderasi beragama merupakan bagian tak terpisahkan dari jati diri bangsa yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.

"Kita harus berpedoman pada ajaran keagamaan yang sejuk, ramah, mengedepankan toleransi, serta menjauhi sikap yang tertutup dan eksklusif," kata Presiden.

Pada acara tersebut, Presiden didampingi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sekurangnya lebih dari 3.750 peserta dari LDII mengikuti jalannya acara secara daring maupun luring dari hampir seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.