Artikel

Vaksin AstraZeneca Dinyatakan Aman oleh WHO dan EMA

 
 | Arusbaik

Arusbaik.id - Pemerintah mengumumkan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia aman digunakan. Keamanan itu menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. drh. Wiku Adisasmito, sesuai dengan pernyataan European Medicines Agency (EMA) yang disampaikan pada Kamis (11/3). 

“Saat ini, tidak ada indikasi bahwa vaksinasi AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah. Indikasi ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping AstraZeneca,” ujar Wiku lewat keterangan tertulis yang diterima Redaksi (13/3). Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca aman digunakan.

“Semua vaksin ada catatannya. Para ahli mengatakan semua vaksin pasti ada plus minusnya. Namun saran semua epidemiolog, begitu vaksin lolos WHO dan BPOM, berarti aman. Jadi buat teman-teman, suntiklah secepat-cepatnya. Apa pun vaksinnya, mau AstraZeneca, mau Sinovac, mau Pfizer, sama saja,” ujarnya.

Wiku menginformasikan, saat ini sudah lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca digunakan dan tidak menunjukkan bukti risiko emboli paru atau trombosis vena dalam golongan usia, jenis kelamin, dan golongan lainnya di negara-negara yang menggunakan. Di Indonesia, saat ini vaksin AstraZeneca belum disuntikkan pada target vaksinasi nasional karena masih harus mengikuti proses alokasi yang ditentukan Kementerian Kesehatan, serta menunggu sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

“Untuk Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI dari vaksin apa pun, terus dipantau oleh fasilitas kesehatan pelaksana vaksinasi dan diawasi secara terpusat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), dan selanjutnya dianalisis lebih lanjut oleh Komnas KIPI,” ujar Wiki.

Pada 8 Maret 2021, Indonesia menerima 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui skema COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tidak lama kemudian muncul laporan di beberapa negara Eropa yang menyebutkan ada kasus pembekuan darah pasca menerima vaksin. Laporan itu diikuti penundaan pemberian vaksin AstraZeneca di beberapa negara Eropa. 

Terkait kasus tersebut, Jumat (12/3), juru bicara WHO Margaret Harris dalam media briefing di Jenewa, menyatakan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin AstraZeneca dan pembekuan darah.  “Kami telah meninjau data tentang kematian itu. Hingga saat ini terbukti kematian tersebut bukan disebabkan oleh vaksinasi,” ujarnya.

Regulator Obat-obatan Uni Eropa (EMA) juga memberi pernyataan senada. EMA menyebutkan bahwa jumlah kasus pembekuan darah pada penerima vaksin AstraZeneca tidak lebih tinggi dibandingkan dengan kasus yang terjadi di populasi umum. EMA tidak menemukan indikasi pemberian vaksin menjadi penyebab pembekuan darah.