Artikel

Ada 1.470 Isu Hoaks Covid-19 dan Vaksinnya, Masyarakat Diimbau Jangan Terpengaruh

 
 | Arusbaik

Baru-baru ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate membeberkan hasil temuan bahwa sejak tanggal 1 hingga 10 Maret 2021 terdapat 13 isu hoaks terkait Covid-19. Bahkan kalau jumlah isu hoaks tersebut dihitung sejak 23 Januari 2020 hingga 10 Maret 2021, angkanya cukup mengagetkan. 

“Total isu hoaks terkait Covid-19 sebanyak 1.470 berdasarkan data per 10 Maret,” kata Johnny seperti yang dikutip Antara, Jumat (12/3).

Menurut Johnny, isu-isu hoaks tersebut tersebar sebanyak 2.697 di media sosial, dan yang paling banyak ada di platform Facebook serta Twitter. Sudah ada 2.360 konten hoaks Covid-19 yang diturunkan, yaitu 1.857 di Facebook, 438 di Twitter, 45 di YouTube, dan 20 di Instagram. Beberapa di antara hoaks tersebut dilaporkan ke kepolisian karena terdapat unsur pidana.

Salah satu isu hoaks yang cukup menggemparkan adalah isu berupa video berisi narasi “potensi bahaya vaksin Covid-19”, yang disebarkan melalui aplikasi Whatsapp. Pesan berantai itu menyebut adanya efek samping dari vaksinasi Covid-19, yakni munculnya ADE atau Antibody-dependent Enhancement.

ADE yang dimaksud di sini adalah suatu kondisi di mana antibodi tak efektif menetralkan virus yang dituju, tapi malah menimbulkan reaksi yang negatif.

Isu itu pun langsung dibantah keras oleh Satgas penanganan Covid-19. Menurut Satgas, konten tersebut menyesatkan, karena hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE.

“Video tentang respons imun ADE, berdasarkan hasil penelitian hingga saat ini tidak ditemukan karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE,” seperti yang dikutip dari keterangan resmi Satgas Covid-19, Senin (8/3).

Isu hoaks lainnya yang juga cukup menggemparkan dan membuat resah yakni isu tentang banyaknya orang yang meninggal dunia akibat vaksin Covid-19. Penyebar isu melalui Facebook tersebut juga mengeklaim memiliki banyak bukti bahwa vaksin Covid-19 mempunyai efek samping berbahaya.

Isu tersebut juga telah dibantah oleh Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com (6/3), Hindra mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada orang yang meninggal dunia karena vaksin Covid-19. 

Lebih lanjut Hindra menjelaskan, jika di kemudian hari ada orang yang meninggal dunia karena vaksin Covid-19, pihaknya akan langsung mengeluarkan rekomendasi untuk menghentikan vaksinasi. “Tapi sampai sekarang kami masih merekomendasikan dan menyatakan vaksin Covid-19 ini aman,” tutur Hindra.

Hindra juga menegaskan, vaksin Covid-19 tidak memiliki efek samping yang berbahaya. Sebab, vaksin Covid-19 Sinovac yang digunakan Indonesia berisi virus mati (inactivated). Karena itu Hindra mengimbau masyarakat untuk tidak ragu divaksin Covid-19. Tak lupa, ia juga meminta kepada para penolak vaksin untuk tidak memengaruhi orang lain. “Kalau memang tidak mau divaksinasi, jangan ngajak-ngajak orang, seperti mau melindungi padahal menyesatkan dan mengurangi kepercayaan masyarakat,” ujar Hindra.