Artikel

Antisipasi Varian Baru Corona, Pemerintah Perketat Titik Masuk dan Perbatasan

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Mengantisipasi penyebaran virus Corona serta mutasi varian dari pendatang, Pemerintah memperketat akses menuju titik masuk dan kedatangan di wilayah Indonesia. Upaya ini dilakukan dengan menangguhkan pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas bagi masuknya orang asing dengan kriteria tertentu ke Indonesia.

"Pemerintah sudah menangguhkan sementara pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas dan menolak masuknya orang asing yang memiliki riwayat perjalanan 14 hari terakhir ke India sebelum masuk ke Indonesia," ujar Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari keterangan Sekretariat Presiden, Selasa (27/4).

Meski demikian, Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki riwayat mengunjungi India dalam 14 hari terakhir tetap diperbolehkan masuk dengan protokol kesehatan ketat. Para WNI diharuskan menjalani karantina selama 14 hari sebelum melanjutkan perjalanannya ke daerah di Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga mengatur titik kedatangan bagi para WNI dan tenaga migran lokal yang kembali ke Indonesia. Untuk perjalanan udara, Bandara Soekarno-Hatta, Juanda, Kualanamu, dan Sam Ratulangi disiagakan untuk penerapan protokol kesehatan yang ketat. Demikian pula halnya dengan titik masuk melalui jalur laut yakni di Batam, Tanjung Pinang, dan Dumai.

"Kita pastikan semua nanti yang pernah datang atau mengunjungi India itu akan dilakukan genome sequencing agar kita benar-benar bisa melihat apakah terjadi mutasi baru atau tidak," kata Menkes.

Selain bandara dan pelabuhan, Menkes Budi menambahkan, penerapan protokol kesehatan dan pelacakan juga akan dilakukan di wilayah perbatasan yang dapat menjadi pintu masuk kembalinya tenaga migran Indonesia.

"Kita harus perketat perbatasan dan titik masuk kita agar mutasi baru virus ini tidak terus-terusan masuk ke Indonesia," ucapnya.

Lebih jauh, Menkes Budi juga menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo, bahwa keseimbangan antara penanganan dari sisi kesehatan dan ekonomi sekarang ini sudah berjalan sangat baik dengan semua indikator yang mengarah pada hasil penanganan yang positif.

"Jangan sampai kita berperilaku yang mengubah keseimbangan ini. Ini keseimbangan yang sudah sangat bagus. Itu yang harus kita jaga sama-sama agar keseimbangan yang sudah ada sekarang, PPKM Mikro, protokol kesehatan, dan kecepatan vaksinasi itu dijaga," pesannya. (ACD)