Artikel

Catat, Pasien Isoman Tetap Harus Konsultasi Dokter

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Dalam penanganan pasien positif Covid-19, tenaga kesehatan atau dokter akan membagi mereka dalam beberapa kondisi, seperti tanpa gejala, gejala ringan, sedang, hingga berat atau kritis. Masing-masing akan mendapat pelayanan dan pengobatan yang berbeda-beda.

Bagi gejala sedang hingga berat, pasien akan dirawat secara intensif di rumah sakit rujukan atau instalasi gawat darurat (IGD). Sejumlah tindakan juga akan dilakukan kepada pasien, seperti pemasangan alat bantu napas dan sebagainya.

Sementara itu, pasien tanpa gejala atau gejala ringan cukup menjalani isolasi mandiri. Dalam hal ini, pemerintah menyediakan tempat isolasi terkendali atau isoter untuk menampung para pasien isoman.

Selain itu, pasien isoman juga dimungkinkan untuk menjalani isolasi di rumah atau di hotel. Hal ini umumnya terjadi ketika terjadi lonjakan jumlah pasien di suatu daerah, sehingga rumah sakit dan tempat isoter penuh.

Namun muncul anggapan di masyarakat yang menyebutkan bahwa pasien isoman tidak perlu berkonsultasi dengan dokter. Anggapan ini muncul karena pasien isoman umumnya tidak bergejala sehingga dianggap seperti orang sehat pada umumnya. Apakah ini benar?

Isoman Tetap Perlu Konsultasi Dokter

Menurut Dokter Umum yang juga Edukator Kesehatan, dr. Samuel Sembiring, pasien isoman tetap harus mendapatkan pengawasan dari nakes atau dokter. Ia menegaskan, anggota keluarga yang dinyatakan positifi tetap harus dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Dalam hal memilih rumah sakit, pria yang akrab disapa Dokter Sam ini menekankan agar melihat kondisi pasien terlebih dulu. Jika kondisinya stabil, maka pasien tidak perlu dibawa ke IGD. Pasien baru perlu dibawa ke IGD jika kondisinya tidak stabil.

"Bisa juga ada alternatif lain seperti telekonsultasi. Saat ini sudah banyak sekali layanan yang menyediakan telekonsultasi," kata Dokter Sam dalam wawancara dengan Tim ArusBaik beberapa waktu lalu.

Dari telekonsultasi dengan dokter, lanjutnya, pasien bisa mengikuti rekomendasi yang diberikan oleh dokter tersebut. apakah pasien perlu dirawat di rumah sakit, atau cukup melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Kalau misalnya isolasi mandiri di rumah kita jangan lupa untuk tetap melapor ke Satgas terdekat ataupun di lingkungan sekitar kita yaitu RT dan juga RW," tandasnya.

Layanan Telemedicine

Untuk memastikan pasien isoman tetap mendapat pengawasan dokter, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan layanan telemedicine. Selain konsultasi daring, pasien isoman juga akan mendapat obat dan vitamin secara gratis.

“Bagi teman-teman yang positif Covid-10 namun kondisi saturasinya masih 95 persen ke atas, kemudian tidak sesak dan tidak komorbid, sebaiknya isolasi mandiri di rumah. Ini juga untuk menghindar dari exposure viral mode yang tinggi di rumah sakit. Secara emosional juga akan lebih baik,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu.

Kemenkes juga bekerja sama dengan 11 platform kesehatan untuk menyukseskan program ini. 11 platform tersebut antara lain AloDokter, Get Well, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, LinkSehat, Milfield Dokter, ProSehat, SehatQ dan YesDok.

Bagi pasien positif yang tidak bergejala akan mendapatkan paket obat yang terdiri atas vitamin C, B, E dan Zinc. Sementara yang bergejala ringan akan mendapatkan paket multivitamin, Azithromycin 500 mg, Oseltamivir 75 mg dan Parasetamol Tab 50 mg. (WIL)

Saksikan video pilihan berikut: