Artikel

Cegah Covid-19 Meluas, Begini Pesan Presiden Kepada Kepala Daerah

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Tak ingin peningkatan kasus penularan Covid-19 setelah libur panjang berulang kembali, Pemerintah mengambil sejumlah langkah antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan.

Terkait hal itu, selepas masa libur Idulfitri 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajaran di daerah terus pantau parameter penanganan pandemi.

"Saya minta gubernur, bupati, wali kota, danrem, dandim, kapolda, kapolres, kejati, kejari, seluruh sekda dan asisten semuanya harus tahu angka-angka (parameter) seperti ini di setiap daerahnya sehingga tahu apa yang harus dilakukan," ujar Presiden Jokowi kepada kepala daerah se-Indonesia secara virtual, Senin (17/5).

Diterangkan Kepala Negara, meski sudah disosialisasikan tentang peniadaan mudik, masih ada sebanyak 1,1 persen jumlah penduduk atau 1,5 juta orang yang tetap melakukannya.

Sebelum kebijakan peniadaan mudik dikeluarkan, sebesar 33 persen masyarakat menyatakan berniat mudik pada saat Lebaran. Setelah dilakukan sosialisasi luas, angka tersebut turun menjadi 7 persen. Angka tersebut ditekan menjadi 1,1 persen melalui kebijakan di lapangan.

"Memang 1,1 persen kelihatannya kecil sekali, tetapi kalau dijumlah ternyata masih besar, 1,5 juta orang yang masih mudik. Kita harus upayakan agar potensi peningkatan kasus aktif tidak terjadi sebesar tahun-tahun sebelumnya," lanjut Presiden.

Kepala Negara mengatakan, terjadi peningkatan kasus penularan di 15 provinsi dalam beberapa waktu belakangan ini, yakni di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Maluku, Banten, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.

Parameter pandemi juga dapat dilihat dari rasio keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR). Presiden menargetkan penanganan pandemi dilakukan dengan baik sehingga BOR di rumah-rumah sakit masing-masing daerah berada di bawah 50 persen.

Secara nasional, BOR berada di angka 29 persen. Ini menggambarkan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit kian menurun. Meski demikian, perlu diakui, masih terdapat BOR yang cukup tinggi di beberapa daerah yang tentunya perlu diwaspadai oleh masing-masing kepala daerah.

"Ada beberapa provinsi yang masih di atas 50 persen. Ini tolong semua gubernur, bupati, dan wali kota tahu angka-angka ini. Tiga provinsi hati-hati, Sumatera Utara BOR-nya 56 persen, Kepulauan Riau BOR-nya 53 persen, Riau BOR-nya 52 persen. Kalau yang masuk ke rumah sakit banyak, artinya memang harus superhati-hati," ucapnya.

Dijelaskan Presiden lagi, Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, yang selama masa pandemi ini dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat perawatan pasien Covid-19 juga mencatat penurunan BOR. Pada September 2020, BOR di Wisma Atlet diketahui sempat mencapai angka di atas 90 persen.

"Tetapi sekarang, pagi tadi saya telepon, Wisma Atlet yang dulu sempat di atas 90 persen hari ini di angka 15,5 persen," jelas Presiden Jokowi. (ACD)