Artikel

Indonesia Perjuangkan Kesetaraan Akses Vaksin Bagi Semua Negara

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Hampir 3,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan pada masyarakat dunia. Namun, ternyata tidak semua negara bisa mendapatkan akses vaksin dengan mudah di tengah pandemi Covid-19 ini. Banyak negara-negara seperti di kawasan Benua Afrika yang masih sulit mendapatkan vaksin. Karena itu, Indonesia terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.

"Pemerintah Indonesia akan terus bekerja untuk mengamankan kebutuhan vaksin bagi Indonesia dan terus mendorong pada tingkat dunia kesetaraan akses vaksin bagi semua negara," kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi dikutip dari keterangan resmi, Rabu (14/7).

Menteri Retno mengatakan ketidakmerataan akses vaksin tersebut terlihat dari adanya kesenjangan jumlah populasi yang telah divaksin di berbagai kawasan di dunia. Dia mencontohkan: di kawasan Amerika Utara dan Eropa misalnya, dosis vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan mencapai 75 persen dari populasi. Sedangkan di kawasan Afrika baru menjangkau 4,03 persen populasi dan di kawasan ASEAN baru menjangkau 16,3 persen jumlah populasinya.

Menurut Menlu, Direktur Jenderal WHO memperkirakan perlu adanya tambahan vaksin sekitar 350 juta dosis untuk memvaksin setidaknya 10 persen populasi di setiap negara pada September 2021 dan memerlukan 11 miliar dosis untuk memvaksinasi 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022.

"Ini tentunya merupakan tantangan yang tidak kecil. Namun, melalui kerja sama, kolaborasi, dan solidaritas, tantangan ini akan dapat diatasi, dilalui bersama," imbuhnya.

Saat ini yang menjadi tantangan bagi Covax Facility adalah pasokan vaksin yang menyebabkan keterlambatan pengiriman kepada peserta Covax termasuk negara anggota AMC (advance market commitment). Namun, Menlu memastikan Covax akan bekerja keras agar pasokan vaksin bagi semua negara dapat terus ditingkatkan.

"Di tengah semua tantangan tersebut, Covax terus bekerja keras agar pasokan vaksin bagi semua negara terutama negara berkembang dapat terus ditingkatkan. Diperkirakan pasokan vaksin akan lebih baik mulai bulan September, Oktober dan seterusnya," jelasnya.

Kenaikan pasokan vaksin juga dimungkinkan dengan telah dilakukannya kerja sama antara GAVI dan Sinovac serta Sinopharm yang telah mendapatkan EUL (emergency use of listing) dari WHO, serta adanya komitmen dalam mekanisme berbagi dosis vaksin (dose sharing).

"Selain itu di dalam pertemuan Covax Engagement yang saya pimpin kemarin, pihak GAVI juga menginformasikan telah terdapat komitmen ratusan juta vaksin dalam mekanisme dose-sharing dan tentunya mekanisme dose sharing ini akan membantu peningkatan distribusi vaksin ke negara dunia," imbuhnya. (CHE)