Artikel

Ini Cara Kemenkes Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus & Bangkalan

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya menangani kasus lonjakan tinggi kasus Covid-19 yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur pascalibur Idulfitri. Guna mengendalikan lonjakan kasus ini, Kemenkes melakukan beberapa cara.

“Kenaikan yang tinggi ini karena ada peningkatan kasus secara spesifik di klaster ini karena memang Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Madura banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang dari negara tetangga,” terang Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Senin (7/6), dikutip dari laman Setkab.

Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit meningkat sekitar 40 pasien, sehingga mencapai 350 pasien dalam 1,5 minggu terakhir. Sementara keterisian tempat tidur isolasi di Kudus meningkat dari sekitar 10 pasien hingga mencapai 70-80 pasien.

Dilanjutkan Menkes Budi, lembaga yang dipimpinnya telah melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan kasus ini, yakni:

1. Mengurangi beban yang ada di rumah sakit.

Menkes Budi mengatakan, ia akan mengurangi tekanan beban rumah sakit yang kedatangan banyak pasien Covid-19.

“(Upaya) nomor satu, yang paling penting, karena ini urusannya dengan nyawa, kita mengurai tekanan beban yang ada di rumah sakit dengan cara kita merujuk pasien-pasien yang (bergejala) berat dan sedang ke kota terdekat. Untuk Kudus ke Semarang, untuk Bangkalan ke Surabaya,” jelasnya.

Secara nasional, tambah Menkes Budi, dari total 72.000 tempat tidur yang disiapkan untuk perawatan pasien Covid-19 telah terisi sekitar 31.000.

Dalam upaya mengurai serta mengurangi tekanan di rumah sakit di kedua kota tersebut, Menkes Budi menyebut akan bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), juga telah mengirimkan dokter dan perawat untuk mengisi dan mengurangi tekanan dari tenaga kesehatan yang cukup banyak terpapar Covid-19.

“Di Kudus ada sekitar 300-an lebih tenaga kesehatan sudah terpapar, karena sudah divaksin semua alhamdulillah sampai sekarang kondisi mereka masih baik, termasuk satu orang dokter spesialis yang usianya 70 tahun,” terang Menkes Budi.

2. Meningkatkan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan.

"Saya imbau semua kepala daerah untuk memastikan protokol kesehatannya (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Itu harus diperketat dan harus juga dijelaskan dengan baik,” ujarnya.

3. Pengintensifan upaya 3T (testing, tracing, dan treatment)

“Lakukan testing dengan disiplin dan saya minta tolong dilaporkan secara lengkap. Dengan demikian, kita bisa melakukan langkah antisipasi kalau kita temui ada yang terkena,” ujar Menkes Budi.

Menkes Budi juga meminta masyarakat agar tidak menolak jika dilakukan penelusuran supaya bisa kurangi laju penularan. Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan isolasi mandiri bagi yang terkonfirmasi positif.

“Penyakit ini 80 persen sembuh sendiri, tapi membutuhkan tempat isolasi supaya tidak menularkan, karena musuhnya adalah penularan. Jadi, tolong secara swadaya banyak daerah-daerah yang sudah bisa, melakukan tempat isolasi mandiri,” ujarnya.

4. Mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

Langkah penanganan lain dari sisi hulu adalah dengan terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

“Kita sudah drop 50 ribu (dosis) vaksin khusus untuk daerah Kudus supaya bisa segera disuntikkan. Di Bangkalan juga kita sudah drop, kita akan drop segera 50 ribu (dosis vaksin) supaya bisa mengurangi risiko penularan,” ujarnya.

Lonjakan kasus Covid-19 pasca-libur Lebaran diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.

“Berdasarkan pengalaman kita sebelumnya, puncak dari kenaikan kasus terjadi 5-7 minggu sesudah liburan. Jadi perkiraan, kita masih akan melihat adanya kenaikan kasus ini sampai akhir bulan ini atau awal bulan depan dengan persiapan yang sudah kita lakukan,” kata Menkes Budi. (ACD)