Artikel

Kasus Covid-19 Melonjak di Sejumlah Daerah, Masyarakat Diminta Patuhi Prokes

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah pasca Lebaran dan libur panjang beberapa waktu lalu mulai terlihat. Tidak hanya di Kudus, Jawa Tengah, tetapi juga di Kota Bandung. Masyarakat diminta tetap waspada dan menaati protokol kesehatan (prokes).

Hingga kemarin (6/6) data Covid-19 dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menunjukkan lima provinsi dengan kasus aktif tertinggi adalah Jawa Barat (20.225), Jawa Tengah (13.450), DKI Jakarta (11.712), Papua (8.811), dan Riau (5.474).

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengkhawatirkan kasus virus corona di Kota Bandung bisa tidak terkendali. Hal ini lantaran ketidakmampuan fasilitas kesehatan untuk bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal akibat beban pertumbuhan kasus yang terus bertambah.

Saat ini, diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung, angka Bed Occupancy Ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Kota Bandung sudah mencapai 79,9% dan angka ini cenderung akan mengalami kenaikan.

Karena itu, beliau menghimbau masyarakat agar tetap waspada, mematuhi protokol kesehatan dan mematuhi aturan larangan mudik. Menurutnya, aturan larangan mudik ini ditegakkan lantaran Pemerintah Kota Bandung khawatir terjadi peningkatan kasus Covid-19. Hal ini bisa terjadi dalam dua pekan hingga sebulan setelah libur panjang.

“Saya tidak bisa bayangkan kalau kemarin Pemerintah Pusat dan Daerah tidak membatasi soal mudik. India saja yang sudah terkendali jadi 9 ribuan penambahan (kasus positif covid-19) per hari. Hari ini sampai 360ribu,” kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana dikutip dari Liputan6, Senin (7/6).

Dia mengatakan, saat ini jumlah kasus aktif di Indonesia sudah mendekati 100ribu orang dan di kota Bandung saja sudah lebih dari 100 kasus per hari. Padahal sebelumnya di kota Bandung hanya 30an kasus per hari.

Angka ini muncul pasca libur Lebaran dan bisa meningkat lagi setelah ada libur hari raya Waisak dan hari lahir Pancasila yang mungkin dimanfaatkan untuk mengambil cuti panjang.

“Kemarin konsentrasi mencegah libur panjang seminggu sebelum Lebaran. Padahal di tanggal berikutnya ada lagi hari libur yang jatuhnya hari kejepit. Mungkin ada saja orang yang mengambil cuti dan memanfaatkannya jadi libur panjang,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan kunci untuk mengantisipasi penambahan kasus lebih banyak dengan cara Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tingkat dasar yakni RT dan RW. Menurutnya, perangkat RT dan RW lebih mengetahui dengan pasti warganya yang diduga mudik sehingga harus melakukan test atau isolasi mandiri.

“Kuncinya kita minta kewilayahan, termasuk TNI-Polri. Kuncinya di sana saja (RT/RW) karena lebih paha. Soal infrastruktur, faskesnya, tempat isolasi mandiri untuk yang tidak bergejala kita sudah siapkan. Orang yang bergejala kita minta Rumah Sakit menambah tempat tidur juga. Mudah-mudahan tidak terpakai,” jelasnya. (CHE)