Artikel

Kemenag Siapkan Langkah Strategis Penyelenggaraan Haji

 
 | Arusbaik

Sembari menunggu keputusan dari Arab Saudi, pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai langkah strategis untuk mempersiapkan penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memastikan pihaknya terus melakukan persiapan, di antaranya dengan menyiapkan dokumen jemaah secara bertahap.

“Dan saat ini, pembahasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji juga sudah mulai dilakukan dengan Komisi VIII DPR,” katanya lewat keterangan tertulis, Selasa (9/3) lalu.

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menjelaskan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) terus mengupayakan berbagai strategi agar penyelenggaraan haji bisa terlaksana dengan lebih baik di tengah pandemi, di antaranya dengan meningkatkan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan bagi jemaah haji.

“Selama lima tahun sebelum masa pandemi, indeks kepuasan jemaah haji Indonesia terus meningkat. Kami ingin lebih meningkat lagi dan lebih membantu para jemaah agar bisa menjalankan ibadah haji dengan baik,” ujar Zainut saat menjadi pembicara kunci dalam Webinar bertajuk Haji dan Umrah di Masa Pandemi, baru-baru ini.

Kemenag, papar Zainut, terus mendukung inovasi pembinaan haji seperti perbaikan manasik haji dan penyempurnaan hukum manasik, agar memudahkan jemaah untuk memahami seluk-beluk ibadah haji. 

“Kami juga meningkatkan sarana dan prasarana haji, seperti membuka embarkasi Jawa Barat di Majalengka, dan fasilitas pemondokan haji di Indramayu yang ditargetkan bisa digunakan pada musim haji 2021,” katanya. Selain itu, Kemenag juga memberikan percepatan layanan proses imigrasi, sehingga jemaah haji tidak perlu mengikuti geometrik yang memerlukan waktu lama di Arab Saudi. 

“Kami juga membangun pusat layanan haji umrah terpadu. Layanan ini untuk memudahkan masyarakat lebih efektif dan efisien mendaftar haji di daerah.”

Sarana haji di bandara Jeddah juga diperbaiki, dengan memperluas lobi VIP untuk jemaah haji Indonesia, menerapkan zonasi untuk penyelenggaraan haji, dan melaksanakan tes calon petugas haji. Kemenag, papar Zainut, juga telah menyiapkan tiga skenario penyelenggaraan haji, yakni kuota penuh, opsi terbatas, dan opsi terburuk, yaitu tidak memberangkatkan jemaah pada tahun ini.

Dia menjelaskan, pemerintah saat ini terus menyiapkan opsi kuota penuh dengan asumsi kuota normal 221 ribu. Jemaah akan didampingi petugas haji kloter dan non-kloter sebanyak 4.200 orang, petugas haji sebanyak 3.400 orang, dan petugas pembimbing haji 18 ribu orang.

“Semua skenario ini tergantung dari kebijakan pemerintah Arab Saudi. Menteri agama sudah melakukan komunikasi dengan kementerian agama Arab Saudi dan sampai sekarang masih menunggu keputusan resmi Arab Saudi,” jelas Zainut.