Artikel

Menkeu Beberkan Realisasi APBN di Semester I Tahun 2021

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Sejumlah indikator perekonomian dan proyeksi realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada semester I tahun 2021 yang berada pada angka 3,1-3,3 persen. Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Senin (5/7).

"Untuk tahun 2021 ini, tadi telah saya sampaikan realisasi semester I pertumbuhan ekonomi di 3,1-3,3 (persen). Inflasi di 1,33 (persen), tingkat suku bunga 6,59 persen, itu lebih rendah dari asumsi 7,29 persen untuk SBN 10 tahun. Inflasi tadi 1,33 lebih rendah dari asumsi APBN yang 3 persen," ujar Menkeu.

Di sisi pendapatan, sampai dengan semester I pendapatan negara mencapai Rp 886,9 triliun atau terjadi pertumbuhan 9,1 persen. Angka ini sama dengan 50,9 persen dari target APBN 2021 yaitu Rp 1.743,6 triliun rupiah

Tumbuhnya pendapatan negara sebesar 9,1 persen ini, kata Menkeu, sudah sangat tinggi dan bagus jika dibantingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mengalami kontraksi hingga 9,7 persen.

Sementara penerimaan pajak, lanjutnya, sudah mencapai Rp 557,8 triliun atau 45,4 persen dari target tahun 2021 ini sebesar Rp 1.229,6 triliun. Artinya, penerimaan pajak tumbuh 4,9 persen dari tahun lalu.

"Tahun lalu penerimaan pajak kita mengalami hantaman yang sangat kuat yaitu kontraksinya sampai 12 persen atau hanya Rp531,8 triliun. Jadi sekali lagi, dari sisi penerimaan pajak terjadi pemulihan dari minus 12 persen tahun lalu, sekarang melonjak mengalami pertumbuhan mendekati 5 persen," jelasnya.

Sedangkan pada sisi belanja, semester I 2021 ini sudah terealisasi sebesar Rp 1.170,1 triliun atau 42,5 persen dari target belanja tahun ini. Belanja ini tumbuh 9,4 persen dibanding tahun lalu yang hanya tumbuh 3,4 persen.

Jika dilihat lebih rinci, kenaikan yang signifikan disumbangkan oleh belanja pemerintah pusat yaitu sebesar Rp796,3 triliun atau naik 19,1 persen dari tahun lalu. Sumbangan tertinggi dari kementerian/lembaga yaitu Rp 449,6 triliun atau 43,6 persen.

"Jadi ini tumbuhnya sudah sangat tinggi dan memang APBN menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi yang luar biasa, terutama pada semester I ini," ungkapnya.

Adapun untuk belanja non-K/L mencapai Rp346,7 triliun atau naik 8,9 persen dari tahun lalu. Untuk transfer ke daerah masih mengalami kendala, yaitu terealisasi Rp373,9 triliun atau kontraksi 6,8 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp400,9 triliun.

Lebih jauh Menkeu mengatakan, meningknya angka kasus Covid-19 yang kemudian berimbas pada diterapkannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, maka APBN perlu meningkatkan dukungannya bagi program-program di bidang kesehatan dan perlindungan sosial.

Untuk pagu di bidang kesehatan, pada tahun 2021 akan mengalami kenaikan lagi yaitu mencapai Rp 193,93 triliun. (WIL)

Simak penjelasan ringkasnya berikut: