Artikel

Mobilitas Warga Beberapa Daerah Turun saat PPKM Darurat, Pertahankan!

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Pemerintah menyatakan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali mulai membuahkan hasil. Data hasil pantauan menunjukkan terjadi penurunan mobilitas masyarakat di sejumlah daerah.

Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi. Dedy mengatakan terjadi penurunan mobilitas warga DKI sebesar 21,3 persen. Di Jawa Barat terjadi penurunan mobilitas hingga 9 persen dan Banten penurunan sebesar 18,1 persen.

"Wilayah Jawa Barat juga mengalami penurunan, meski di wilayah pantura masih ada pergerakan masyarakat yang cukup tinggi," kata Dedy dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (16/7).

Data Kepolisian Daerah Sumatera Utara mencatat untuk grafik kendaraan yang melintas pada 13 Juli 2021 tercatat sebanyak 26.495 unit, dan jumlah itu menurun sebanyak 20.561 unit pada 14 Juli 2021. Sedangkan di Malang, data kepolisian menunjukkan penurunan mobilitas hingaa 40 persen.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan ada 3 indikator yang digunakan pemerintah dalam memantau mobilitas dan aktivitas masyarakat selama PPKM darurat, diantaranya:

1. Facebook Mobility mengukur aktivitas dan pergerakan penggunanya berdasarkan lokasi GPS dan jaringan telekomunikasi yang terhubung pada perangkat yang digunakan untuk mengakses aplikasi.

Data ini menggambarkan pergerakan orang antarwilayah maupun di dalam wilayah administrasi tertentu, hingga ke tingkat komunal.

2. Google Traffic mengukur aktivitas dan pergerakan lalu lintas masyarakat. Untuk setiap kabupaten/kota terdapat empat ruas jalan dari dan ke pusat kota yang dimonitor tingkat kepadatannya.

3. Intensitas cahaya di malam hari dari NASA/NOAA mengukur aktivitas dan pergerakan masyarakat pada malam hari melalui intensitas cahaya. Data berupa gambar pencitraan dari satelit NASA/NOAA.

Menurut Menteri Luhut, ketiga indikator tersebut dipilih karena memenuhi dua elemen penting dalam pengawasan pembatasan aktivitas dan pergerakan masyarakat selama PPKM Darurat, yaitu timeliness dan locality.

“Seluruh indikator yang dipakai dapat mencerminkan aktivitas dan pergerakan masyarakat di level kabupaten/kota dengan lag yang relatif rendah,” ujarnya.

Indeks mobilitas gabungan pada periode PPKM Darurat ini kemudian dibandingkan dengan periode baseline, yaitu 24 Mei-6 Juni 2021. Analisis tambahan dilakukan dengan menggunakan data Google Mobility.

Menko Marinvest mencontohkan di Yogyakarta, misalnya, intensitas cahaya lampu di malam hari sudah menunjukkan penurunan aktivitas di malam hari. Dari data yang ia tampilkan per 14 Juli, terjadi penurunan mobilitas keseluruhan hingga 18 persen.

Pada Google Mobility Yogyakarta juga menunjukkan mobilitas masyarakat di kawasan perumahan meningkat, sementara turun tajam di tempat kerja, pusat pertokoan dan wisata.

Di Bali, Google Traffic dan Facebook Mobility menunjukkan mobilitas masyarakat yang turun tajam. Mobilitas keseluruhan per 14 Juli tercatat minus 13,2 persen. (CHE)

Simak penjelasan ringkasnya berikut ini: