Artikel

Pakai Alfabet Yunani, Ini 10 Nama Varian Baru Virus Corona

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Virus Corona baru yang merebak pertama kali di Kota Wuhan, China pada Desember 2019 lalu telah menyebar dan mengakibatkan pandemi di seluruh dunia hingga detik ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) lantas memberi nama virus Corona baru itu dengan sebutan Corona Virus Diseasse 2019 (Covid-19).

Seiring berjalannya waktu, virus itu terus bermutasi di sejumlah tempat. Mutasi terjadi karena tingginya mobilitas manusia dan faktor iklim atau cuaca setemapat. Saat ini, setidaknya ada 10 varian baru virus Corona.

WHO sebagai otoritas kesehatan dunia lantas memberi nama terhadap varian-varian baru tersebut. 10 varian baru itu diberi nama sesuai dengan alfabet Yunani seperti Alfa, Beta, Delta sebagainya.

Sebelum diberi nama dengan alfabet Yunani, varian baru itu awalnya dijuluki berdasarkan awal mula mutasinya merebak. Seperti varian Inggris karena merebak di Inggris, hingga varian India karena pertama kali merebak di India.

Untuk menghindari stigmatisasi wilayah tersebut, maka WHO pun memberikan nama lebih netral dan alfabet Yunani jadi pilihan. Berikut adalah nama-nama 10 varian virus Corona, mengutip laman Tempo.co:

Varian pertama adalah B.1.1.7. Varian ini pertama kali merebak di Inggris pada Desember 2020 lalu. WHO kemudian memberi nama Alfa untuk varian ini. Gejala yang muncul dari varian ini adalah demam, batuk, sulit bernapas, menurunnya fungsi indera pengecap dan penciuman Keluhan pada saluran pencernaan

Kedua ada varian B.1.351. Varian ini merebak pertama kali di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada Oktober 2020. WHO lantas memberinya nama Beta. Varian ini bisa mempengaruhi netralisasi beberapa antibodi, dan memiliki penularan yang lebih cepat dan berpotensi mengakibatkan kematian yang tinggi.

Varian ketiga yaitu Brasil P.1. Varian yang disebut juga dengan Gamma. Varian P.1 ini merupakan varian yang sama dengan varian B.1.352 ditemukan lolos dari netralisasi saat diinkubasi dengan antibodi yang dihasilkan sebagai respon terhadap gelombang pertama pandemi. Varian ini pertama kali ditemukan di Brasil.

Keempat ada varian India B.1.617.2 atau yang disebut Delta. Varian B.1.617 yang merupakan varian baru dari mutasi ganda E484Q dan L452R. E484Q mirip dengan E484K, yang merupakan mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan B.13.53 dan pada varian Brasil, P1.

Kelima ada varian yang menyumbang 52 persen kasus Covid di California, 41 persen di Nevada, dan 25 persen di Arizona. Varian tersebut yaitu varian Amerika Serikat B.1.427/B.1.429 disebut Epsilon.

Varian keenam yaitu varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris dan dilaporkan menyebar di Rio de Janeiro. Varian tersebut bernama Brasil P.2 atau biasa disebut Zeta Varian P2 yang merupakan varian lain selain varian P1 yang terdeteksi di Brazil. Varian P2 ini tidak mengandung mutasi penting lain seperti yang dibawa varian P1.

Varian B.1.525 disebut Eta Variaan merupakan varian ke tujuh yang baru-baru ini diidentifikasi di Inggris. Varian B.1.525 ini juga merupakan varian yang diawasi oleh para ilmuwan karena memiliki beberapa mutasi pada gen protein lonjakan.

Selanjutnya ada varian yang terdeteksi di Filipina. Yaitu varian Filipina P.3 atau juga disebut Theta. Meskipun belum terbukti jika varian tersebut berdampak pada kesehatan namun tetap harus diwaspadai karena ada kemungkinan virus lebih menular dibandingkan versi asli SARS-CoV-2.

Varian yang ke sembilan yaitu varian Amerika Serikat B.1.526 atau Iota. Varian yang ditemukan pada sampel yang dikumpulkan di New York ini belum diketahui apakah virus lebih menular dibandingkan virus aslinya.

Varian yang terakhir yaitu varian yang disebut Kappa. Varian Kappa yang merupakan sebutan lain dari varian India B.1.617.1 ini merupakan varian baru yang terdiri dari mutasi ganda. Tercatat di India lebih dari 2,7 juta kasus infeksi, sub-garis keturunan B1617,1 dan B1617,2 ditemukan masing-masing pada 21 persen dan 7 persen dari semua sampel. (WIL)

Simak penjelasan ringkasnya berikut ini: