Artikel

Pandemi Covid-19 Berakhir, Ekonomi Indonesia Bakal Kuat

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Presiden Joko Widodo menegaskan permasalahan ekonomi baik nasional maupun global akan ditentukan seberapa cepat pandemi Covid-19 diatasi. Hal itu disampaikan saat Munas Kadin 2021 di Kendari, Rabu (30/6) kemarin.

"Kunci dari urusan ekonomi yang kita hadapi ini adalah bagaimana Covid ini dikurangi, ditekan agar hilang dari Bumi Pertiwi ini," ujar Presiden.

Kata Presiden, kenaikan kasus Covid-19 selalu memiliki pengaruh pada Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK). Hal itu berkaitan dengan pembatasan secara ketat yang diberlakukan sehingga mobilitas masyarakat terbatas.

Meski demikian, Presiden juga menyebut sejumlah indikator pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif selama adanya pembatasan seperti PPKM Mikro.

Presiden lantas memberikan contoh Indeks Manufaktur yang bulan Mei 2021 lalu berada di posisi 55,3, yang mana angka ini jauh lebih tinggi dibanding indeks sebelum pandemi yaitu 51.

Ekspor juga tumbuh 58 persen yang dibarengi dengan tumbuhnya impor bahan baku sebesar 79 persen. Sementara impor barang modal tumbuh 35 persen.

"Konsumsi listrik untuk industri juga tumbuh 28 persen. Ini optimisme ada, tetapi problem-nya ada di Covid yang belum bisa kita tekan, kita kurangi, dan kita selesaikan," imbuhnya.

Optimisme juga terlihat tumbuh di mana konsumsi terus menguat. Salah satu indikatornya, Indeks Kepercayaan Konsumen yang dulu di Februari berada pada angka 85 persen, sekarang sudah mencapai 104,4 persen.

"Indeks Penjualan Ritel juga tumbuh 12,9 persen. Konsumsi semen juga tumbuh 19,2 persen. Penjualan kendaraan niaga tumbuh 783 persen. Ini angka-angka yang menurut saya sangat fantastis kenaikannya," jelasnya.

Melihat pertumbuhan demi pertumbuhan ini, Presiden optimis, ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2021 akan mengalami pertumbuhan hingga 7 persen.

"Sekali lagi, seperti tadi disampaikan juga oleh Ketua Kadin, kita semua masih optimistis bahwa di kuartal kedua, dari yang sebelumnya kuartal satu minus 0,74 persen, di kuartal kedua kita masih optimistis akan tumbuh insyaallah kurang lebih 7 persen," tandasnya. (WIL)

Simak penjelasan ringkasnya: