Artikel

Pemerintah Siapkan RS, Antisipasi Lonjakan Covid-19 Usai Lebaran

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kementerian yang dipimpinnya telah bersiap dengan beberapa langkah antisipatif lonjakan kasus positif virus Corona pasca-hari raya Idulfitri. Salah satunya adalah dengan ketersediaan fasilitas rumah sakit.

"Tugas kami adalah mempersiapkan (mengantisipasi) yang terburuk. Saya merasa dan berharap insyaallah ini tidak terjadi. Tapi kalau pun terjadi peningkatan penularan, kita ingin lakukan antisipasi agar kita tidak kaget dan cukup fasilitasnya. Sejak Januari, yang penting diantisipasi adalah ketersediaan tempat tidur RS supaya tidak terjadi seperti negara lain, di mana kapasitasnya tidak siap," tutur Budi dalam konferensi pers secara virtual yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/5).

Secara nasional, dilaporkan Menteri Budi, ketersediaan tempat tidur saat ini berjumlah 390 ribu unit. Sekitar 70 ribu tempat tidur tersebut dikhususkan untuk pasien Covid-19, karena harus diisolasi.

Mengenai kapasitas ICU, sebanyak 7.500 dari 22 ribu unit disiapkan khusus untuk pasien yang positif virus Covid-19.

Lebih lanjut Menteri Budi mengutarakan, laporannya dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari kapasitas RS dan ICU yang ada saat ini masih lebih banyak dari yang didedikasikan untuk Covid-19.

"Saya hanya ingin berikan gambaran bahwa kapasitas RS dan ICU yang kita miliki masih tiga kali lebih besar daripada kapasitas tempat tidur yang kita dedikasikan untuk Covid-19," kata Menteri Budi.

Disampaikannya lagi, tempat tidur yang digunakan untuk isolasi pasien virus corona saat ini baru berkisar 23 ribu dari total kapasitas sekitar 65-70 ribu. Untuk ICU, saat ini terisi sekitar 2.500 dari total ketersediaan sebanyak 7.500 unit.

"Dari status yang ada sekarang, yang ada di rumah sakit, kita masih punya room dua kali lipat di atasnya. Kalau naik kasus konfirmasinya, dan kalau itu tembus, kita masih punya kapasitas RS yang bisa kita konversi jadi tempat Covid-19," kata Menteri Budi.

Namun, jumlah tersebut adalah angka agregat nasional. Jika dilihat per provinsi, ada daerah yang tingkat keterisiannya terbilang tinggi.

Kata Menteri Budi, ada delapan provinsi yang tingkat keterisian rumah sakitnya tinggi, yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur.

Terkait hal ini, Menteri Budi meminta kepada kepala daerah untuk bisa mengantisipasinya sehingga tingkat keterisian rumah sakit tetap bisa dikontrol.

"Jadi ini yang harus waspada dan hati-hati. Kita harus bersama-sama mengingatkan agar ini bisa kita jaga," ucapnya.

Ia mengingatkan para pemimpin daerah agar mewaspadai hal ini. Tak lupa, Menteri Budi juga mengingatkan masyarakat agar terus disiplin dan tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) serta PPKM Mikro.

Saat ini, kata Menteri Budi, melakukan protokol kesehatan secara disiplin adalah cara yang paling ampuh untuk mengontrol penularan Covid-19. (ACD)