Tanpa Acara Khusus, Presiden Habiskan Malam Pergantian Tahun di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo dipastikan tidak menghadiri atau menyelenggarakan acara khusus untuk mengisi malam pergantian tahun.
Presiden JokowiArusBaik.id - Kasus Covid-19 kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir, terutama pascalibur Lebaran. Ketersediaan kamar tidur di rumah sakit pun kian menipis.
Dalam mengatasi peningkatan ini, pemerintah sedang menggalakkan dan mempercepat program vaksinasi nasional. Sejumlah vaksinasi massal terus dilakukan di hampir seluruh daerah dan sasaran vaksinasinya pun kian diperluas.
Meski demikian, vaksinasi bukan menjadi satu-satunya senjata pemerintah. Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah masih memiliki sejumlah "senjata" yang bakal dilakukan dalam mengatasi lonjakan kasus ini.
Empat senjata yang akan digunakan pemerintah dalam mengatasi lonjakan Covid-19 selain vaksinasi, yaitu testing, tracing, isolasi, dan PPKM Mikro.
Airlangga menyebutkan, testing dan tracing tergabung dalam program diagnostik. Dalam pelaksanaannya, pemerintah bakal meningkatkan kapastitas pemeriksaan dan pelacakan kepada masyarakat.
Sementara, isolasi merupakan kelanjutan dari program diagnostik tersebut. Nantinya, setiap warga yang kedapatan positif atau reaktif Covid-19, bakal direkomendasikan untuk menjalani isolasi.
Sementara PPKM Mikro, Airlangga menyebutkan pemerintah kembali memperpanjang pembatasan tahap X, yaitu mulai 15-28 Juni 2021.
“PPKM Mikro akan diperpanjang untuk tanggal 15 sampai 28 Juni 2021 (Tahap X), dan di dalam pengaturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, harus mempertimbangkan perkembangan Zonasi Risiko Wilayah di masing-masing daerah,” kata Airlangga selaku Ketua Komite PC-PEN, Airlangga Hartarto, Senin (14/6).
Perpanjangan PPKM Mikro tahap X ini dilakukan mengingat kasus Covid-19 mulai meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Data bed occupancy ratio (BOR) per 12 Juni 2021 secara nasional mencapai 49,64 persen. Sementara ada tiga daerah dengan BOR tertinggi yaitu DKI Jakarta (68 persen), Jateng (67 persen), dan Jabar (65 persen).
Kapasitas tempat tidur (TT) isolasi sebanyak 75.116 TT (terpakai 37.276 TT atau 49,62 persen) dan TT ICU kapasitasnya 8.139 TT (terpakai 3.797 TT atau 46,65 persen).
Dari data itu, diperlukan peningkatan kapasitas TT isolasi dan TT ICU di pulau Jawa sebesar 30-40 persen. (WIL)